Belanja Online Dari Mbak Seller Sampai E-Commerce
Saya salut dengan talenta unik nge-lapak orang Indonesia via online, rasanya susah mau 'sembunyi' dari sapaan pedagang online. Ya BBM, Line, di grup WA saja yang isinya bukan para pedagang malah ada hari khusu untuk berjualan. Kalau sudah begitu niscaya ter-icip-icip juga akhirnya.
Dulunya saya bukan tipe pembelanja online. Mau diobral kek, dimurahin, hingga digratisin (tapi ongkirnya nggak gratis) wah nanti dulu. Intinya sanggup dibilang saya orang yang nggak gampang melirik diskon, nggak gampang lihat barang baru, nggak gampang tergiur dengan produk yang unyu-unyu, nggak gampang menganggap benda yang dibeli ialah kebutuhan.
Iya, nggak gampang menahan itu semua -___-
Eh, salah.
Intinya saya jarang belanja.
Tapi, agar kata saya bukan penggiat shopping, saya tetep sanggup khilaf.
Eh, salah lagi.
Eh, bener aja deh.
Dulu favorit saya produk fashion. Sekarang, bumbu dapur saja sanggup beli online.
Kenapa milih online? Selain jarang nemu di pasaran, biasanya harganya murah-meriah. Murah memang menguntungkan, tapi sisi lainnya, nggak yummy cuma beli satu.
Jadi gimana dong?
Dipamerin, xixixi.
Efeknya, saya yang jadi pedagangnya. Padahal nggak minat dagang. Dan sukses. Saya sering dijamah-jamah bila sedang kumpul-kumpul, jikalau lagi pakai baju hasil belanja online.
Alkisah, saya menemukan seller yang asyik, dagangannya fresh, sebab buatan sendiri dan sanggup dipercaya. Nah, efek saya sering dijamah-jamah tadi ada yang minat dong. Salah satunya Tante saya. Nggak mau nanggung pesan baju ke saya pribadi 5, sama semua, kecuali ukuran. Tante saya ngajar di TPA, pesanan itu untuk ia dan rekannya disana.
Saya dan mbak seller ngobrol-ngobrol online, sebab udah pernah belanja disana ia mau ngelayanin pesanan yang beda-beda ukuran. Singkat cerita, pesanan saya selesai. Saya terima. Saya sanggup duit dari Tante, mbak seller sanggup duit dari saya.
Cerita selesai. Harusnya.
Kenyataannya, Tante saya protes sebab ada pesanan yang ukurannya nggak sesuai. Sedih.
Saya hubungi lagi mbak seller, Alhamdulillah ia mau sebab katanya kesalahan ada padanya, sebab ia nggak yakin, ukuran yang saya kasih sudah benar. Maklum saja, ukuran terakhir ini big size. Kalau berdasarkan penjahit, big size ini big yang paling big *gimana coba ngejelasinnya*
Kami pun sepakat. Pakaian yang usang tidak saya kembalikan, masih menunggu dulu. Tapi, kok usang banget nih saya menunggu, dua bulan nggak jadi-jadi. Jujur, saya mulai nggak yummy nih, karenanya pake jalur inti-intip. Alias kepo. Olala, ternyata mbak seller mau nikah, hihihi.
Dasar pengganggu saya ini. Saya ngobrol lagi sama Tante, syukur ia mau nunggu.
Akhirnya mbak seller menghubungi saya, minta maaf sebab usang menunggu. Satu pakaian dikirim lagi. Dalam hati saya, semoga aman.
Kenyataannya?
Tante saya tiba lagi dan protes lagi, katanya ukurannya masih kekecilan. Tante saya ngomong lagi, bukan cuma nggak muat, pakaian yang dipesan warna dan coraknya ada yang beda *Haduuh*
Saya memang lihat, tapi saya pikir nggak problem toh model tetap sama, nggak parah-parah amat bedanya, dan bahwasanya sudah dibesarin kok. Bagian yang sulit buat saya ialah menghubungi mbak seller dan meminta menyebarkan lagi. Tapi, saya harus lakukan, mau nggak mau. Mbak seller ini responnya baik banget, ia yang justru minta maaf sebab buru-buru hingga salah warna. Saat itu, saya tetap hanya ingin memberikan saja, rasanya susah sekali jikalau minta ganti lagi. Sampai di detik terakhir pun (seolah-olah ini lomba) mbak seller tidak pernah meminta harga tambahan. Dia benar-benar melayani.
Jadi, pakaian terakhir itu ialah pakaian yang masih kurang besar berdasarkan Tante saya. Perasaan saya tentu saja tidak enak, sebab saya yang menjual.
Namun, lalu Tante membawa kabar lain: “Ya sudah tidak apa, teman Tante itu kan Ketuanya, tidak apa beda warna. Biar nanti ia cari pelengkap kain saja”.
Wah, saya lega benar.
Selidik punya selidik, ternyata teman Tante ini meningkat bobotnya sebab ada jarak-saat-drama-pesan-online-dimana-mba-seller-harus-nikah.
Tapi itu kisah dulu, kini sudah banyak e-commerce bertaburan di jagad maya. Belanja online bukan lagi pilihan melainkan serpihan dari kehidupan. Dengan banyaknya toko online, banyak pula alasan konsumen menentukan toko yang mereka mau.
Beberapa diantaranya:
Deskripsi Produk
Ada deskripsi produk terpampang jelas. Seperti apa bentuknya, ukurannya, merk, dan lainnya. Sangat disayangkan jikalau info yang dibutuhkan akan produk sangat minim. Saya sendiri pernah melihat deskripsi produk yang sangat jujur, dimana keanehan barang disebutkan. Sekiranya saya membeli saya merasa tak rugi, sekiranya saya tak jadi membeli saya sudah melabeli online shop tersebut dengan dua jempol dan jatuh hati.
Gratis Biaya Kirim
Hihi, kadang kala saya gagal membeli hanya sebab ongkirnya kemahalan. Lebih mahal dari harga produk. Saya kira pengalaman ini pernah dirasakan para penikmat belanja online. Saya percaya konsumen palinv sering berpikir dua kali di ongkos kirim.
Testimoni Konsumen
Wah, ini ialah sasaran pencarian saya sebelum membeli. Dengan adanya testimoni dan review pembeli, rasanya ada kelegaan sebelum saya memutuskan apakah saya jadi berbelanja atau tidak.
Praktis Pengembaliannya
Selama ini saya bersyukur apapun yang saya beli sesuai dengan apa yang saya harapkan. Rasanya pak suami pernah mengalaminya dan beberapa kali harus return.
Tentu yang dibutuhkan konsumen ialah fasilitas pengembalian atau penukaran kembali produk yang tidak sesuai. Maklum saja, sebab satu kelemahan besar berbelanja online ialah produk hanya sanggup diidera oleh mata.
Tindakan ini juga berkhasiat bagi toko online untuk menjamin kepercayaan pelanggan.
Mudah Visualisasinya
Nah, sebab penginderaan didominasi visual -tanpa sentuhan- sangat dibutuhkan produk sanggup dilihat dari aneka macam sisi. Dapat di zoom, loading gambar pun tidak lambat.
Harga Menyenangkan
Yeay, harga yang kompetitif acapkali jadi teladan (saya sih terutama ya) untuk membeli. Ditambah ada promo, diskon, wah wah sangat menyenangkan.Titik.
Praktis Prosesnya
Meringankan kegiatan konsumen dalam berbelanja menjadi hal yang tak terelakkan. Proses transaksi yang gampang dengan bermacam-macam cara pembayaran, tidak berbelit dan pengiriman yang cepat merupakan serpihan dari kepuasaan konsumen.
Ada satu hal lagi yang menciptakan saya merasa nyaman belanja online. Yaitu bila web design-nya menarik, nyaman dilihat. Serius? Iya benar. Karena mereka menggarapnya saja serius, saya pun mempunyai keyakinan untuk nyaman belanja online di daerah tersebut.
Ada yang punya pengalaman unik berbelanja online?
Salam,
Lidha Maul