Resolusi 2018: Taman Dan Kebun Sayuran Dengan Analisis Swot
Saya mencar ilmu dari tahun sebelumnya, kalau mau menaruh harapan sebaiknya juga menempatkan planning di sisi-sisinya. Impian itu ialah sesuatu yang akan menerbangkan kita, maka perencanaan ialah sayap-sayapnya. Resolusi saya pada tahun sebelumnya, ialah menjadi dosen, tanpa berpikir strategis. Pokoknya punya harapan dulu, nanti-nantinya gimana sanggup aja deh. Serius, ternyata ada yang memperlihatkan lowongan menjadi dosen dengan bidang studi yang saya kuasai. Persoalannya hanya satu: saya harus mengatakan jawaban ‘YA’ dikala itu juga. Baru kemudian saya mikir: kalau kerjanya malam, nanti gimana Cmumut? Meski bidangnya sesuai tapi sudah usang saya nggak belajar, nanti bagaimana…? Blas, anjuran pun ditarik kembali ketika mengetahui ketidaksiapan saya. Menyesal tapi tidak berguna, kecuali sanggup mengambil pelajaran setelahnya.
Saya juga mencar ilmu dari seseorang, ketika menciptakan harapan atau wishlist mesti tahu dimana harapan ini akan diletakkan. Seumpama gelas kaca, apakah baik bila ditaruh di ujung meja? Kalau saya menulis : ‘Targetku nanti jadi pecahan dari NASA (kemudian ngakak lebar)’ artinya saya mesti tahu kapasitas saya ibarat apa, layak atau nggak, memungkinkan atau malah jangan. Bukan berarti saya dilarang punya harapan unik-unik. Hanya saja, kalau saya mau meraih sesuatu yang niscaya terkabul, ya saya juga mesti serius.
Bahkan demi keseriusan ini, ada yang menganjurkan untuk menciptakan Analisis SWOT atas diri kita dan sasaran yang kita punya. Buat saya sih seru, dan kenapa nggak.
Nah, mengingat sebentar lagi pergantian tahun akan tiba (oya, kerasa nggak sih waktu berlalu cepat -_- ) dan teman-teman banyak yang menciptakan resolusi, saya jadi berhasrat untuk menciptakan resolusi juga di tahun 2018. Eit, tapi ini bukan sebab teman-teman bikin resolusi, terus saya mesti buat juga. Saya terpicu sebab semua yang diinginkan teman-teman mengandung nilai positif. Semua ingin lebih baik di tahun mendatang, baik prestasinya juga pribadinya. Impian-impian yang dijadikan sebagai resolusi 2018 inilah yang menciptakan saya menabuh gendang di dada. Rasanya semangat sekali untuk lebih baik juga. Dalam hal apa? Ya dalam hal apa saja.
Karena ‘dalam hal apa aja’ versi saya itu terlalu banyak, pastilah nggak bakalan muat apa yang saya mau xixixi. Oke, saya mau lebih baik lagi dalam dunia kepenulisan tahun depan, saya mau punya buku solo, mau jadi IRT yang sesuai harapan keluarga, mau kuliah juga, mencar ilmu grafis hingga mahir, menghasilkan video yang bagus, menambah teman, mau berbuat baik tanpa memikirkan balasannya, ingin menghasilkan konten blog yang bagus, ingin bepergian sendirian, ingin menciptakan proyek-proyek belajar-bermain untuk Cmumut, merambah bisnis : punya produk sendiri, dan…. yah, begitulah. Ternyata saya insan biasa yang maruk sekali.
Akhirnya saya menentukan kembali, misal: kalau saya ingin menjadi eksklusif yang baik, tampaknya tidak perlu saya masukkan sebagai resolusi 2018. Atau menambah teman, yang mana sanggup dilakukan seiring berjalannya waktu. Kira-kira begitulah, tapi ini tentunya tidak sanggup digeneralisir. Siapa pun berhak menentukan apa yang menjadi resolusi mereka.
Saya memiliha mana sekadar want to do atau need to do:
RESOLUSI:
KEPUTUSAN UNTUK MELAKUKAN ATAU TIDAK MELAKUKAN SESUATU DI MASA DEPAN
Jadi, inilah resolusi 2018 saya :
MEMBUAT TAMAN
DAN
KEBUN SAYURAN
Sesederhana itu, tapi gotong royong sukar juga.
Kalau berbaik hati, sanggup ditengok di blog ini ada kategori GARDENING. Tapi, pada 2017 goresan pena berkebun dan penghijauan mulai berkurang. Bukan sekadar tulisannya yang berkurang, namun acara saya pun demikian. Lha, gimana mau nulis wong nggak ada aktivitasnya.
Dan saya merasa perlu menuliskan beberapa alasan mengapa hal ini perlu saya lakukan.
1. Tahun 2017, kami punya banyak perbaikan pekarangan yang walhasil, kondisinya pun berubah dan flora jadi berserakan tak terurus. Rumput pun meninggi.
2. Durasi yang mepet ketika ingin berkebun, sebab gres 15 menit Cmumut sanggup ngamuk.
3. Selama setahun itu saya lebih banyak beraktivitas yang lain.
4. Saya malas.
5. Saya capek.
6. Capek lagi.
Apa yang mau direalisasikan untuk BERKEBUN ini?
- Penambahan beberapa flora edible (yang sanggup dimakan) dikarenakan banyak biji-bijian pangan yang saya khawatirkan akan rusak kalau tidak disemai.
- Karena flora membutuhkan pupuk dan saya membiasakan pupuk mandiri, berarti persiapannya ialah wadah penampungan.
- Khusus hidroponik, saya punya cairannya. Sayang kalau tidak dipakai
- Karena flora membutuhkan wadah tanam dan mustahil bertumpuk semua di tanah (FYI, lahan saya terbatas) artinya saya mesti menyiapkan wadah tersendiri (pot dan benda bekas lain)
- Rumput saya lebih hijau dari tetangga LOL. Ini kerja keras untuk merapikannya. Karena sebagian rumput sanggup menjadi pengganggu bagi flora lain, saling berebut nutrisi.
- Mempercantik pekarangan.
ANALISIS SWOT
Biasanya analisis SWOT digunakan dalam bisnis, untuk memahami keberhasilan atau kegagalan yang mungkin akan diterima baik yang timbul dari faktor internal maupun eksternal. Tapi, sanggup saja dibentuk untuk menganalisis diri kita. Analisis SWOT yang saya buat disini berkaitan dengan resolusi 2018 saya, secara sederhana.
Analisis SWOT Sukses Berkebun (Sederhana)
Strengths (Kekuatan yang Saya Miliki)
Passion | Bagi saya passion itu kekuatan. Melakukan acara yang kita sukai, tidak mengendurkan niat. |
Kreatif | Dengan banyaknya wangsit di kepala yang sayang kalau tidak dientaskan. |
Berani kotor | Ada banyak orang yang tidak mau berkebun sebab takut kotor. Saya, tidak masalah dengan kotor. |
Mau belajar | Dulu, saya tidak suka berkebun. Tapi, sebab bahagia mencar ilmu pelan-pelan saya pun berubah. |
Weaknesses (Kelemahan yang Ada pada Diri)
Minim Dana | Beberapa flora yang saya inginkan, ada yang harganya mahal lho. |
Malas | Harus saya akui, adakalanya saya memang tidak berminat. |
Sibuk | Karena banyak acara dan keinginan lain, acara berkebun pun terbengkalai. |
Capek | Sukar melaksanakan sesuatu kalau kita sudah lelah, ya kan. |
Opportunities (Peluang yang Timbul dari Luar)
Punya lahan | Meskipun minim, tapi hobi berkebun sanggup tersalurkan berkat mempunyai lahan. |
Media tanam dan bibit | Iya bibit saya cukup banyak, dan begitu pun media tanam yang cukup tersedia. |
Benda bekas | Barang-barang yang tidak terpakai lagi sanggup dimanfaatkan sebagai wadah tanam bukan? |
Alat berkebun dan alat tukang | Sudah disediakan berapa peralatan berkebun ibarat sarung tangan, sundip, garpu, cangkul, parang, sepatu bot, gunting tanaman. Sedangkan alat tukang juga diperlukan untuk mempercantik pekarangan, ibarat gergaji, kuas, bor, palu, paku dan lain sebagainya. |
Threats (Ancaman dari Luar yang Mungkin Timbul)
Hewan pengganggu | Terlalu banyak nyamuk dan sudah dua kali saya tersengat lebah. |
Cmumut protes | Wah ini dia. Berat ini :D |
Tanah yang keras | Kemudian saya tidak sanggup mencangkulnya. |
Durasi singkat | Sebagai IRT, tentu bukan hanya masalah pekarangan yang membutuhkan sentuhan. |
Cuaca | Cuaca di Balikpapan yang sanggup berubah tiba-tiba |
Setelah menciptakan analisis SWOT, apa yang harus dilakukan?
Analisis satu persatu terutama Weaknesses dan Threats untuk mencari solusinya. Dengan mencari why dan how-nya. Misal, dalam Weaknesses saya tulis “minim dana” : maka yang menjadi pertanyaan adalah, seberapa besar dana yang saya butuhkan untuk flora ini? Seberapa pentingkah flora ini? Bisakah ditunda? Jika saya berhasil menjawabnya, berarti tidak ada masalah.
Lalu, dalam Threats : “Ada binatang pengganggu” ibarat nyamuk dan lebah. Maka pertanyaannya adalah: Darimana datangnya binatang ini? Apakah sanggup dilakukan pembasmian (penyemprotan)? Apakah butuh dukungan pihak ketiga untuk menanganinya?
Karena, ketika saya berhasil menangani Weaknesses dan Threats ini, sasaran yang dikejar sanggup lebih gampang dijalankan. Seperti ketika suatu sore, saya sedang mencukur rumput, lalu tiba-tiba ada binatang kecil (yang tidak sempat dilihat) serasa menggigit. Karena merasa baik-baik saja, saya abaikan dan beraktivitas ibarat biasa. Tanpa disangka, malam hari saya demam mendadak hingga beberapa hari kemudian. Kalau sudah begitu, semua acara pun terhenti. Belajar dari pengalaman sebelumnya, supaya kalau sakit jangan lama-lama, saya sanggup mengonsumsi Theragran-M
BERKEBUN DAN KETAHANAN FISIK
Tidak sanggup dipungkiri, berkebun dan mempercantik pekarangan ini berkaitan dengan acara fisik. Betapa mengkhawatirkannya kalau kondisi badan sedang melemah, maka yang terjadi ialah badan gampang berangsur sakit. Meski sakit ialah fitrah-nya manusia, tentu kita tidak ingin berlama-lama dan ingin pulih kembali. Untuk mempercepat kembalinya daya tahan badan sehabis sakit, sanggup dilakukan dengan mengonsumsi Theragran-M.
Theragran-M merupakan multivitamin lengkap plus mineral yang diproduksi oleh PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia yang mempunyai kegunaan untuk menjaga daya tahan badan dan memulihkan kondisi badan sehabis sakit. Theragran-M ialah vitamin yang bagus untuk mempercepat masa penyembuhan dan telah mempunyai label HALAL dari MUI.
Theragran-M bukanlah obat, melainkan embel-embel yang mengandung vitamin untuk mengembalikan kondisi badan sehabis sakit dan telah disepakati BADAN POM supaya kondusif dikonsumsi.
Dalam setiap stripnya berisi 4 tablet salut gula yang sanggup diminum setiap hari per tablet dengan rasa sedikit manisnya.
Selain mengantisipasi dengan Theragran-M, untuk merealisasikan resolusi 2018 saya mesti menerapkan beberapa disiplin diri;
1. Menyisihkan waktu minimal 30menit per hari dan kalau si kecil protes, artinya ya prioritas berkebun ditunda
2. Menyisihkan sampah organik untuk dijadikan pupuk alami.
3. Merapikan rumput per minggu.
4. Menabung untuk membeli cat dan perkakas.
5. Sehat
Kini, resolusi 2018 sudah dibuat, direncanakan, dan semoga sanggup dipertanggungjawabkan. Semoga saya menjadi ulet dan dengan begini konten PENGHIJAUAN sanggup terus bertambah.
Lidha Maul
------------
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.