Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Menikmati Ayat Ayat Cinta 2


Saya sama sekali belum membaca buku Ayat Ayat Cinta 2. Saya bahkan gres tahu ada bukunya, ketika Kang Abik (Habiburrahman El Shirazy) mengadakan talkshow dan book signing di Balikpapan.

Jadi, terperinci saya tidak sanggup membandingkan buku dan film Ayat Ayat Cinta 2 ini.

Tapi sebagaimana Ayat Ayat Cinta 1, saya tentu punya impian ketika menontonnya. Bagaimanakah nanti kehidupan Fahri dan Aisha selanjutnya? Apa sudah punya anak? Kebahagiaan menyerupai apa yang akan dibagikan? 

Ternyata tidak.
Film Ayat Ayat Cinta 2 menyuguhkan dongeng di luar dari dugaan saya. Bahkan menyuguhkan The New Fahri.

Fahri dengan style yang usang sudah bubar jalan. Fahri yang kini lebih kekinian dan berkarisma, walaupun mungkin saja ini alasannya ialah faktor U. 

Dari beberapa review yang saya baca, disebutkan Fahri ini terlalu sempurna. Gimana nggak : ia pintar, kaya, baik hatinya, rajin ibadahnya, dermawan, sopan kepada sesama, rajin menolong dan menabung, serta tidak luput dari digandrungi wanita dari pecahan dunia manapun.

Saya juga pernah baca goresan pena yang mempertanyakan kenapa cewek-cewek pada suka Fahri sementara tampangnya biasa-biasa saja ya?
Begh, kalau cewek itu ndak perlulah yang cakep-cakep banget, yang penting bertanggungjawab, dan Fahri sudah melampaui semua itu.
Tapi baiklah, alasannya ialah ini versi saya, ya saya akui saja kalau Fahri itu juga tampan.

Kalau ada yang menyebutkan Fahri terlalu tepat dan tidak ada lelaki sesempurna itu, maka sanggup jadi ada benarnya.

Tapi, ada kok laki-laki yang sudahlah ia tampan, baik budi, agamis, suka jor-joran menolong orang dan kaya pula. Laki-laki itu masih keluarga dengan saya, yang konon istrinya pernah ngusir ARTnya alasannya ialah khawatir sanggup suka sama suaminya.

Yang membedakan: keluarga saya ini sanggup murka dan ketawa lebar.

Fahri nggak bisa.

Jadi, mungkin kesempurnaan Fahri sesungguhnya ialah kekurangannya yang mana artinya ia pun tidak sempurna, alasannya ialah ia tidak berbakat murka dan ngakak. Karena ketidaksempurnaannya yang menyampaikan kesempurnaan ini, ia pun membutuhkan orang-orang di sisinya yang tidak tepat demi menyempurnakan dirinya yang tidak tepat tapi terlihat sempurna.
*pusing*

Orang-orang ini berjulukan Hulusi dan Misbah, merekalah yang sanggup ngamuk-ngamuk marah, sindir-menyindir dan bikin candaan di Film Ayat Ayat Cinta 2

The New Fahri kini telah menjadi dosen di Univ.Edinburgh, pengusaha kaya yang tinggal di Skotlandia dengan rumah cakep dan tetangga-tetangga yang beda agama.
Dia ditemani Hulusi (Panji Pragiwaksono) tangan kanan rumah tangga dari Turki. Hulusi memanggil Fahri "hoca" (sepertinya dibaca hoja, yang artinya guru)

Sedangkan Misbah (Arie Untung) ialah mitra masa lalunya yang... saya lupa kenapa ya ia tiba kemudian tinggal bersama Fahri.

Aisha sendiri pergi ke Palestina bersama temannya Alicia yang meliput konflik disana. Akibat pemboman Israel, Alicia tewas. Sedangkan Aisha entah bagaimana keadaannya. Hilang tak berjejak cukup lama.

Akibat (nyaris) menduda ini, dari awal dongeng kita disuguhkan Fahri yang dirundung duka. Dia masih setia menanti kabar istrinya. Dia banyak beramal dan menolong orang, kemudian meminta orang itu mendoakan Aisha. Salah satunya ialah Sabina (Dewi Sandra) yang kemudian diangkat menjadi ART di rumah Fahri.

Saat menjadi dosen, Fahri menerima kunjungan Hulya (Tatjana Saphira) yang tidak lain ialah sepupu Aisha, yang berniat melanjutkan kuliah di Universitas yang sama. Hulya dalam perjalanan kisah ini tak sanggup menampik jatuh hati pada Fahri. Meski begitu, saya tidak melihat Hulya yang agresif. Rasanya sesuai saja dengan pembawaannya yang lincah, ceria, cerdas.

Jika di Ayat Ayat Cinta 1, ikut diceritakan wacana tetangga Fahri, maka disini pun demikian. Di film Ayat Ayat Cinta 2, ada beberapa tetangga yang tidak suka pada Fahri. Sebut saja Keira (Chelsea Islan) gadis pemain biola yang mengingatkan Fahri pada Aisha. Keira dan adiknya Jason, sangat membenci Fahri berkat warta terorisme yang membawa janjkematian ayahnya. Mereka pun melaksanakan apa saja untuk meyakiti Fahri.

Lalu ada Brenda (Nur Fazura), seorang lawyer dengan logat melayu dan doyan mabuk. Dan nenek Catarina (Dewi Irawan) wanita Yahudi yang memang membenci Islam alasannya ialah sudah dari sononya dilatih demikian. Semua tetangga yang ada dalam film ini punya problem hidup, dimana Fahri kemudian menjadi problem solver bagi mereka.

Konflik lain timbul ketika Baruch (Bront Palarae), anak nenek Catarina mengusir ibunya dari rumah. Baruch yang juga membenci Fahri dari sononya, kian benci alasannya ialah kebaikan hati Fahri. Suatu hari ia menantang Fahri untuk debat di Edinburgh.
Disinilah jasa Hulya dibutuhkan, tuk membantu menyiapkan bahan debat yang akan mempertaruhkan nama baik Fahri. Menurut saya sih, Hulya yang jatuh cinta pada Fahri menyampaikan cintanya dengan cara natural.
Perasaan Hulya yang terlihat oleh beberapa pihak ini, disambut oleh Brenda dengan sebuah pesan:

"Yang menjadi sainganmu bukan dari wanita sekitar, tapi masa kemudian laki-laki itu."

Saya suka dengan akting Tatjana Saphira. Malah semua wanita di Ayat Ayat Cinta 2, aktingnya memukau.
Bahkan Dewi Sandra pun tidak kalah gregetnya. Saya perhatikan banyak wanita yang terbawa perasaan berkat adegan Sabina di salah satu adegan pernikahan. Satu adegan yang menjadi favorit saya! Sayang porsi tugas Sabina sedikit. Sedangkan akting Fedi Nuril, berdasarkan saya lebih berat. Susah rasanya, menampilkan wajah yang flat tapi tetap  sanggup dibaca.

Masih berdasarkan saya (ya iyalah) topik Islam terlihat umum, yaitu seputar islamophobia yang kemudian dicontohkan dengan moral baik, kemudian topik yang terbaru, Palestina-Israel.

Ada beberapa hal pada Ayat Ayat Cinta 2 yang serupa dengan Ayat Ayat Cinta 1: tetangga, wanita anggun yang jatuh cinta pada Fahri, dan mengarah poligami.

Ngomongin poligami, saya sesungguhnya bukan anti-ayat-poligami. Hanya saja dari apa yang saya pahami, bukankah poligami itu mubah (boleh)? Mengapa yang boleh sering diangkat jadi tema dan yang wajib adakalanya tidak dibahas? Tapi ya ini hanya pedoman singkat, toh menciptakan film religi memang berat.

Perkara kekuatan besar cinta jadi pertanyaan buat saya. Apakah kekuatan cinta mesti diuji dengan poligami? Bukannya banyak alat uji lainnya? Jika Fahri menyayangi istrinya sedemikian mendalam, dimanakah chemistry keduanya? Apakah seminim-minimnya, Fahri tidak sanggup mendeteksi keberadaan istrinya lewat degupan jantung atau aroma yang mungkin hinggap? dimanakah kebiasaan-kebiasaan lama, terkuburkah sudah? Tapi, menyerupai kata Fahri:

"Mengapa saya begitu buta?"

Walaupun ada beberapa adegan yang kurang klimaks, terasa datar, tapi secara keseluruhan, saya nggak ada duduk kasus dengan filmnya. Saya cuma mau bertanya dengan Kang Abiknya.

Kang, cinta itu mesti anggun jelita?

Overall, film ini memang menawan kok, ditunjang visual yang memesona, musiknya pun sepadan. Sebagaimana fenomenalnya Ayat Ayat Cinta 1, saya kira Ayat Ayat Cinta 2 pun akan demikian.
Toh, lima hari udah tembus sejuta.

Saran saya bila ingin menikmati film Ayat Ayat Cinta 2, jangan baca review manapun, jangan baca spoiler. Tulisan ini harus jadi yang terakhir xixixi.

Ini bukan pengabdi setan, yang sesudah tahu endingnya, nontonnya tetap bikin deg-degan. Nikmati saja Ayat Ayat Cinta 2 tanpa banyak bertanya. Anggap saja film India, dimana tokoh penjahat anu, sanggup berbuat jahat di daerah anu. Atau dimana perempuan-perempuan anggun yang bertaburan.

Saya cukup senang ketika dibawa pada adegan berbau sains fiction. Sekali lagi untuk menikmatinya, tak perlu bertanya: kok bisa? Karena dalam film apapun sanggup terjadi.

Nikmati saja Ayat Ayat Cinta 2 tanpa bertanya insan menyerupai Fahri itu ada apa nggak?

Sosok Fahri mungkin bukan sempurna, hanya langka saja. Stoknya terbatas.
Toh, bukannya laki-laki mulai langka? Berkat ke-alay-an, transgender dan kehomoan zaman now ? Makara ya sudahlah.

Dan bila ada yang bertemu sosok Fahri, apalagi hingga suka, tidak perlu menyampaikan :

"Nikahi saya Fahri, nikahi aku."

Percuma.
Jadilah menyerupai Hulya, yang menyayangi tapi masih punya harga diri ketika orangtuanya menjodohkan, bersabarlah hingga lelaki itu yang mengatakannya langsung.

Maka nikmatilah Ayat-Ayat Cinta (Poligami) 2, bersama mereka yang tertawa dan mengharu biru ketika selesai menontonnya. Bahkan ada yang hingga dua-tiga kali menontonnya.

Dan terakhir, berterimakasihlah pada Bahadur yang sudah mampir ke kotanya Fahri. Berkat dia, masa kemudian dan masa kini sanggup menjadi satu cinta di masa depan.

---
Salam  :)