Dari Prestasi Sampai Menabur Ilham Di Kampung Berseri
"Kita nanti janjian ya di Taman Bebek."
Saya masih tersenyum-senyum kala mengingat obrolan di masa silam.
Itu yakni obrolan bocah yang saya dengar dan membuat resah sampai beberapa menit ke depannya. Bagaimana tidak, sesudah disebutkan lokasinya, saya masih belum bisa menebak dimanakah Taman Bebek yang dimaksud. Setelah cukup usang berputar-putar dengan penjelasan, saya pun menyadari bahwa bukan angsa yang dimaksud melainkan enggang.
Benar, burung enggang yang menjadi perlambang Borneo. Taman yang dimaksud pun bukanlah berjulukan Taman Enggang, melainkan Taman Tugu Adipura. Saat itu Taman Tugu Adipura gres saja dibangun, sehingga masuk akal saja kata ‘tugu adipura’ belum menjamur di verbal para bocah.
Sesuai namanya Taman Tugu Adipura dibangun sebagai wujud pujian akan prestasi yang telah diraih Kota Balikpapan berkali-kali. Saya masih ingat, taman ini merupakan taman mini teranyar yang masuk dalam lingkup perkotaan. Setidaknya ada tiga unsur ketika saya mengenangnya, yakni taman ini tidak hanya dibangun demi mewakili bunga dan penghijauan, namun juga mengedepankan estetika dan kenyamanan warga serta pengguna. Kedua, taman ini juga mempunyai nilai fungsional dari segi penampungan air, mengingat dulu sering terjadi genangan parah.
Ketiga, sebagaimana yang terlihat jelas, bahwa Taman Tugu Adipura dibangun untuk mengabadikan penghargaan Adipura, penghargaan untuk mengapresiasi kota-kota yang higienis dan teduh. Penghargaan inilah yang telah berkali-kali diterima Kota Balikpapan, sampai terus melahirkan inpirasi untuk tidak hanya mengakibatkan keteduhan di sentra kota melainkan juga perkampungan terkecil dan pinggiran, serta di setiap lini kehidupan dan konsep. Sesuai semboyan Balikpapan yakni Kota Beriman (Bersih Indah dan Nyaman) serta jadwal Green Clean Healthy yang diemban kota ini.
ADIPURA DAN BALIKPAPAN, PERTEMUANNYA ADALAH KERJA KERAS
Kota Balikpapan berhasil mendapatkan Adipura berulang kali bukanlah tanpa sebab. Kelayakan Adipura yakni buah dari kerja keras dan proses kesiapan di tiap-tiap struktur pemerintahan serta lapisan masyarakatnya. Saya masih ingat, dulu kala Balikpapan yakni hutan. Masih banyak hutan ketika itu, sekarang perubahan membuatnya maju namun tak meninggalkan jejak keasriannya. Balikpapan yang saya kenal sekarang tetap hijau.
Jalan yang higienis dan teratur, lingkungan yang nyaman, pengaturan ruang terbuka hijau, pengelolaan sampah, tata kota dan pemerintahan, serta sumbangsih dari masyarakatnya telah menjadi unsur khas kota ini. Predikat kota higienis tidak hanya diangkat dari warganya semata, namun juga bagi wisatawan lokal dan aneh yang berkunjung.
Jalan yang higienis dan teratur, lingkungan yang nyaman, pengaturan ruang terbuka hijau, pengelolaan sampah, tata kota dan pemerintahan, serta sumbangsih dari masyarakatnya telah menjadi unsur khas kota ini. Predikat kota higienis tidak hanya diangkat dari warganya semata, namun juga bagi wisatawan lokal dan aneh yang berkunjung.
Penghargaan lingkungan ini diterima Balikpapan untuk pertama kalinya pada tahun 1991, dengan sebelumnya mendapatkan akta Adipura pada tahun 1990. Untuk seterusnya Balikpapan telah menyabet 19 Adipura, terdapat pula Adipura Kencana dan satu diantaranya yang paling membanggakan yakni Adipura Paripurna. Saya menyebutnya Maha Adipura.
Tidak hanya penghargaan Adipura saja, penghargaan di bidang lingkungan hidup lain turut pula mencerahkan kota ini menyerupai Adiwiyata dan Kalpataru. Bahkan jikalau dirunut, masih banyak penghargaan dan apresiasi yang disandang Kota Balikpapan selain di bidang lingkungan hidup. Sehingga wajar, pada tahun 2015 Balikpapan disebut sebagai kota fenomenal yang berhasil menerima gelar sebagai Kota Paling Dicintai di Dunia atau The Most Loveable City 2015 oleh WWF (World Wide Foundation)
SEMANGAT HARMONI MODERN
YANG RAMAH LINGKUNGAN
YANG RAMAH LINGKUNGAN
Lain lagi dengan infrastrukturnya, sebagai seseorang yang besar di Balikpapan, saya mengagumi setiap pembangunan merata di segala bidang yang ditata dengan baik. Sehingga penataan kotanya secara positif tidak memperlihatkan crowded area (penuh, sesak dan bising) meskipun orang-orang menilai Balikpapan yakni kota yang berbalut modernisasi.
Suasana di dalam Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan yang telah menerima penghargaan sebagai bandara terbaik, di dalamnya terdapat penghijauan |
Semua ini berkat kepiawaian pemerintah dalam memahami kondisi geologis dan geografis Balikpapan dengan baik. Kota yang bergelar kota minyak ini merupakan daerah strategis dimana di dalam lapisan tanahnya terdapat sumber daya alam nonhayati. Di sisi lain, Balikpapan pun merupakan wilayah pesisir. Pinggirannya didominasi daerah laut, sementara sisi lainnya merupakan hutan. Karena itu tentu perlu dicermati setiap Rencana Tata Ruang dan Wilayahnya (RTRW). Contohnya dengan perencanaan zero waste, yakni satu diantara kebijakan ramah lingkungan yang diusung untuk menyelaraskan alam dan modernisasi sehingga penemuan tetap berkembang dan alam tetap lestari.
Balikpapan juga mempunyai daerah mangrove, daerah pelindung wilayah sekaligus pariwisata yang terus digalakkan pemerintah. Mangrove tidak hanya berperan untuk menghijaukan namun juga bertugas menahan pengikisan dan menampung kekayaan hayati tumbuhan dan fauna. Sumber daya alam hayati ini juga digiatkan Balikpapan lewat pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Siapa bilang kota minyak tidak bisa menghasilkan tumbuhan bermutu ?
Kawasan Mangrove, daerah dilindungi |
Bagi saya yakni sebuah pujian tersendiri, ketika Balikpapan bisa selaras di aneka macam bidang. Menggalakkan pertanian dan bercocok tanam saja, ternyata tidak hanya berasal kebijakan yang diemban pemerintah, melainkan hadir dari individu-individunya yang sadar akan pangan bermutu. Tentu hal ini juga akan berimbas dari sisi ekonomi masyarakatnya.
EKONOMI KERAKYATAN, PILAR PENGOKOH KESEJAHTERAAN
Sepanjang usia saya tinggal di Balikpapan, saya mendapati masyarakatnya kian peduli untuk menjadi pelaku perjuangan dan bukan hanya mengandalkan konsumsi dari luar Balikpapan. Menjamurnya pengusaha muda, wirausaha, produsen lokal, telah menghasilkan aneka macam penemuan produk. Kebanyakan dari produk ini bersumber dari materi khas yang ada di Balikpapan. Seperti beberapa jenis kuliner yang pernah saya cicipi: abon kepiting dan sambal buah naga. Dimana kepiting dan buah naga merupakan produk lokal yang dibudidayakan di kota saya.
Maka tidak heran kiprah UKM juga kian aktif berkat produktivitas masyarakatnya. Dari aneka macam festival UKM saja yang sering saya kunjungi, selalu saja ada hal gres yang ditawarkan.
Salah satu festival perjuangan yang sering diselenggarakan |
MULTIBUDAYA, SUMBER DAYA MANUSIA YANG MULTIGUNA
Peran penting berlimpahnya prestasi Balikpapan tidak lepas dari aparatur dan pengabdian masyarakat. Adalah sebuah daya tarik tersendiri bagi kota ini yang mempunyai masyarakat heterogen. Kekuatan multietnis, multibudaya merupakan keberagaman yang menyatu yang tidak kalah dalam membuat kenyamanan dan ketentraman kota yang berada di propinsi Kalimantan Timur ini.
Balikpapan memang dikenal sebagai kota yang heterogan, masyarakatnya yang berlimpah suku, budaya, ras hadir membawa warnanya masing-masing. Ada yang sebagai pendatang dan sebagai transmigran, bersama-sama dengan penduduk orisinil membangun Kota Balikpapan menjadi layak huni. Keberagaman ini pula yang menjadi konsumsi unik masyarakat luar. Tak pelak, spirit membangun yang dilahirkan bisa saja berbeda namun berujung pada tonggak yang sama. Masyarakat Jawa misalnya, lebih gemar bertani dan bercocok tanam bisa berdaya guna dan berperan aktif pada sektor agribisnis. Sedangkan mereka yang bersuku Bugis, lebih bahagia mengarungi ombak dan menjadi penghasil pangan ikan-ikan segar. Lain lagi mereka yang bersuku Banjar, begitu nyaman menjadi pedagang. Tentu klaim ini tidak sanggup dipukul merata, lantaran yang terpenting yakni bagaimana Balikpapan mendapatkan dan memahami dengan baik keberagaman multietnis – multibudaya ini sebagai sumber daya insan dengan potensi besar yang sama dalam membangun kota yang populer dengan fauna beruang madu sebagai maskot resminya.
Balikpapan, dengan tanah yang berbukit-bukit. Di sisi lautnya yakni sentra kota, di sisi lain belum dewasa bermain dengan bebasnya |
Sebagai warga Balikpapan, saya melihat setidaknya empat hal diatas menjadi ciri khas Balikpapan ketika ini : kota yang higienis dengan segudang prestasi, keberagaman sukunya, kota modern dengan semangat harmoni dan sedang menggiatkan perekonomian mandiri.
Bagi saya, Kota Balikpapan telah memperlihatkan ide bagi segenap lapisan untuk terus berkontribusi demi mewujudkan Balikpapan sebagai kota dengan segudang prestasi. Tentu penilaiannya tidak hanya berputar pada sentra kota semata. Penilaian sebagai kota bersih, perekonomian yang stabil harus mencakup segenap wilayah yang ada. Beberapa perkampungan yang pernah saya kunjungi telah dijadikan percontohan untuk menjadi kampung berprestasi. Kampung Berseri Astra yakni salah satu kampung percontohan modern yang asri. Sesuai namanya, Kampung Berseri Astra merupakan belahan dari bantuan jadwal Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Astra International Tbk yang telah usang mencanangkan jadwal Kampung Berseri.
MENYIBAK POTENSI KAMPUNG BERSERI ASTRA DAN PERAN ASTRA DI BALIKPAPAN
Program Kampung Berseri Astra merupakan jadwal CSR PT. Astra International Tbk yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Kampung Berseri Astra Balikpapan sendiri merupakan kampung yang ke-14. Kampung Berseri Astra Balikpapan terletak di Jalan Giri Rejo 1 Km.15, Karang Joang. Untuk menemukan kampung ini sangat mudah, lantaran penempatan namanya berada di pinggir jalan, tepatnya di sebelah kanan jalan menuju luar kota.
Saya sendiri sudah beberapa kali ke Kampung Berseri Astra dan sangat menyukai keasrian yang ditawarkan. Barulah kemudian saya menyadari bahwa bukan hanya keasrian yang ditawarkan namun juga kemandirian.
Predikat Balikpapan sebagai kota higienis rupanya menular di kampung ini |
Rumah warga Kampung Berseri Astra yang memang berseri-seri |
Sukar sekali menemukan sebuah rumah tanpa tumbuhan di sekitarnya. Kebanyakan tumbuhan merupakan tumbuhan yang sanggup dikonsumsi. Saya kira ini bukan hanya lantaran gemar menanam semata, melainkan sedikit dari bentuk nyata kemandirian pangan warga.
Banyak buah-buahan segar dan sayur-mayur ditanam oleh warga |
Tanaman daun bawang yang ditanam secara vertikal |
Potensi yang tersimpan |
Kota Balikpapan sendiri telah menerima julukan kota termahal, tentu mahal tidaknya yakni relatif. Namun, ini bisa menjadi ide bagi warganya untuk memulai kesadaran berekonomi mandiri. Adanya area tambak, peternakan, perikanan dan kebun di Kampung Berseri Astra juga melengkapi langkah perekonomian yang berdikari.
Keramba Apung |
Peternakan |
Saya percaya melihat banyak potensi inilah, Kampung Karang Joang KM. 15 Jalan Giri Rejo 1 ini dipilih menjadi Kampung Berseri Astra sebagai kampung modern yang asri dan berdikari. Kampung ini disiapkan untuk menjadi role model bagi perkampungan lain. Dan kenyataannya kampung ini memang mempunyai nilai plus dibanding kampung sekitarnya.
Saat mengunjungi Kampung Berseri Astra Balikpapan, saya melihat beberapa sumbangsih yang telah diberikan Astra Balikpapan. Setidaknya ada empat bidang yang digarap Inspirasi 60 Tahun Astra sebagai pilar kemandirian yakni, pendidikan, UKM, kesehatan dan lingkungan.
Dari segi edukasi, komunitas Astra di Balikpapan sendiri telah membuatkan ilmu mengenai simulasi safety riding. Di daerah perkiloan (kami menyebutnya demikian) termasuk KM. 15 memang rawan kecelakaan dikarenakan pengguna kerap melaju di jalanan.
Sedangkan dari sisi UKM, bagi siapa pun yang melintasi Kampung Berseri Astra niscaya akan menemukan rumah produksi kain majun. Namun sayang bagi saya, lantaran ketika itu tidak sedang ada proses produksi. Menurut salah satu pengelola, Astra Balikpapan telah berkontribusi pada penyediaan mesin dan penyediaan kain yang didatangkan dari Surabaya. Kain yang akan diberi sebanyak 2 ton itu telah diberikan sebanyak 1,7 ton. Saya sempat berpikir bilamana produsen tidak bisa menjual kainnya dan merasa rugi. Namun rupanya, pihak pengolah kain majun telah menerima konsumen pasti, yakni PT. Komatsu Remanufacturing Asia Balikpapan.
Budidaya Lele |
Untuk mewujudkan generasi cerdas berawal dari generasi sehat |
Sumbangsih Astra dari sisi lingkungan |
Inspirasi Balikpapan hadir pula dalam kebersamaan warganya yang multietnis. Kampung Berseri Astra Karang Joang yang awalnya penduduk lokal dengan sebagian warga Sulawesi, hadir pula para transmigran Jawa. Kampung Berseri Astra Karang Joang ini terdiri dari 5 RT mulai dari RT 25 sampai 30. Di dalamnya telah terdapat sekolah. Jalan yang higienis yang merupakan ciri khas Kota Balikpapan juga menginspirasi kampung ini. Satu hal yang menarik, Kampung Berseri Astra ini menjadi tempat yang layak sebagai wana wisata.
Gadis kecil yang bahagia berwisata, disini ia sanggup menghirup kesejukan sepuasnya |
sumber daya alam sekaligus potensi wisata |
PT. Astra International Tbk – dengan Grup Astra-nya Balikpapan telah menjadi belahan dari kota ini. Astra Balikpapan dan segenap lapisan masyarakat lainnya sama-sama memperlihatkan sumbangsih terbaiknya demi kebaikan Balikpapan. Inspirasi 60 Tahun Astra dituangkan lewat Kampung Berseri Astra sebagai kampung hijau yang modern, yang akan menyebar semangatnya ke perkampungan lain. Dengan ini pula Group Astra Balikpapan telah mendapatkan penghargaan atas keberlangsungan jadwal CSR Kampung Berseri Astra dari Forum Komunikasi CSR Balikpapan.
HARAPAN
Sebuah kota mustahil tidak mempunyai informasi permasalahan, ada kerja yang tidak hanya dipikul pemerintah setempat. Karena itu diharapkan SDM yang sadar akan kiprah ini untuk bahu-membahu membuat Balikpapan menjadi kota layak huni dan tetap dicintai. Agar inspirasinya tidak hanya terpampang di perkotaan namun juga di seluruh pelosok wilayah Balikpapan.
#ASTRA60BALIKPAPAN
Tambahan informasi:
Forum Komunikasi CSR Kota Balikpapan
http://balikpapan.go.id/read/1001/penghargaan
http://kaltim.tribunnews.com/2015/08/06/sederhana-pemaparan-pt-astra-dengan-infocus-dan-tembok**semua foto yang terdapat dalam goresan pena ini merupakan dokumen pribadi