Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Semangat Kemandirian Yang Terus Menajuk Dari Kampung Yang Bersanding Waduk


Elan yang tak ingin memudur.
Tak terhitung telah berapa kali saya memasuki tempat yang asri ini, dua diantaranya dalam kesempatan khusus dan keseluruhannya terjadi pada tahun silam. Tahun ini, saya menginjakkan kaki kembali di sebuah tempat yang berjulukan Kampung Berseri Astra (KBA) Karang Joang bersama rekan-rekan blogger pada beberapa pekan lalu. Berada di jalan beraspal yang mulus dan rata sejauh belasan kilometer, kami pun berbelok menyusuri lekak-lekuk kampung binaan perusahaan Astra yang berdekatan dengan Waduk Manggar ini. Tidak perlu khawatir bila ingin menuju ke tempat ini, alasannya yaitu nama Kampung Berseri Astra terpampang terperinci di gerbang masuk. Di beberapa titik pun, sanggup dilihat ‘papan nama’ KBA. Saya pikir pada tahun kemudian cukup saja bertandang ke tempat ini, kemungkinan tahun ini pun rasanya akan sama saja. Nyatanya, yang saya rasakan melebihi sebuah reuni.

Pagi itu rinai hujan menyambut kedatangan kami.

Sekali lagi, saya menduga akan menemukan tatapan orang-orang dari balik rumah. Kenyataannya, area KBA Karang Joang sudah berisi kemeriahan yang dimulai semenjak awal pembuka hari. Orang-orang membaur, mengenyampingkan hujan. Pada tikungan, kami pun berbelok menuju sebuah sekolah dasar. Rupanya sedang ada gerakan masyarakat sehat bersama Astra, mulai dari senam, peyuluhan serta investigasi kesehatan.
Beberapa ibu lansia menebar senyum ke arah saya. Segera saya menyalami mereka satu per satu.
“Ibu-ibu sudah senam?” tanya saya.
“Oh sudah dong, pagi-pagi,” jawab mereka tertawa, memamerkan semangat yang masih mengumpul.
“Mbaknya sudah senam belum?” dengan logat khas Jawa, mereka balik bertanya.
Saya menggeleng, mengiyakan seandainya ada pikiran yang menyelinap ‘wah, mbak ini kalah jauh dari kami.’ Lalu sejenak tertawa-tawa lagi bersama mereka.


DI sisi lain, saya melihat camilan khas Indonesia berjejer rapi beralas jalinan daun pisang di atas meja panjang. Santapan menyerupai klepon, getuk, tiwul, olahan dari pisang dan singkong, kacang serta ubi rebus. Beberapa jenis penganan nusantara justru terlihat asing, sampai-sampai beberapa mitra bermain tebak-tebakan nama penganan tersebut. Ibu-ibu di KBA Karang Joang inilah yang menyiapkan semuanya. Mungkin, kelak bisa diadakan pameran kuliner nusantara di tempat ini. Untuk mengenal camilan nusantara sekaligus mencar ilmu mencintainya.
dok. pribadi
Hal sederhana yang bisa menjadi prospek perjuangan (dok. pribadi)
Sementara itu, di sela-sela hujan yang tipis, belum dewasa sekolah dasar juga menerima perhatian dari Astra sebagai bab dari rangkaian kegiatan sehat bersama. Dan di tengah-tengah lapangan, sebagian belum dewasa bergembira dan berlarian, sengaja membiarkan rintik-rintik hujan menjadi bab dari motif pakaian.
Hari boleh basah, tapi semangat tak boleh padam. 
Keceriaan belum dewasa di Jl. Giri Rejo 1 Karang Joang KM.15 ketika kegiatan sehat bersama Astra


BERDIKARI ADALAH PANGGILAN HATI

Kampung dengan enam Rukun Tetangga sekaligus ini masih sama nyamannya dengan terakhir kali saya datang, bersih, rapi, berseri sesuai namanya. Hanya, kian menggiurkan ketika memasuki animo panen buah-buahan. Dari kejauhan terlihat rimbunnya mangga di pepohonan, jambu, rambutan, kelengkeng, belimbing yang terlalu sedap meski hanya dipandang. Semua itu tidak tumbuh begitu saja. Nyaris semua rumah mempunyai area hijau. 
menanam sayuran, kesadaran pangan sanggup berdiri diatas kaki sendiri (dok. pribadi)

Saya masih ingat cerita, bahwa sebelum kampung ini bertambah rapi, para transmigran tiba dari Pulau Jawa kemudian hidup membaur bersama penduduk suku lainnya. Balikpapan memang multietnis. Selama itu pula, kehadiran para perantau memperlihatkan kontribusi penting bagi tempat yang berada di Jl. Giri Rejo 1, KM.15-Karang Joang, Balikpapan ini. Kebanyakan dari mereka petani. Kemudian datanglah tahun silih berganti hingga generasi awal itu melahirkan keturunan-keturunan yang menempati setiap sisi perkampungan. 

Zaman telah berubah. Namun, nyatanya dibalik semarak kurun digital, tempat ini terus menyimpan rasa orisinal. Tanpa tergerus arus tren kekikinian atau virus negatif modernisasi, semangat gotong royong dan kekeluargaan masih menjadi ciri khas yang sanggup dinikmati di kampung ini. Dengan spirit yang mengandung kearifan lokal itulah Astra menentukan tempat ini menjadi bab dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membuatkan wilayah yang kemudian disebut KBA secara berkelanjutan dengan mengintegrasikannya lewat 4 pilar : pendidikan, kewirausahaan, lingkungan dan kesehatan. Maka, hari itu saya berkesempatan menyaksikan lagi buah dari kerja sama Astra dan masyarakat di area KBA.


Apa yang berbeda dari tahun sebelumnya?

Setidaknya saya tahu bagaimana rasa daun singkong goreng bercolek saus kacang, dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini pula, saya jadi tahu rasa belimbing madu yang menjadi andalan masyarakatnya, dan berjumpa varietas jambu air yang besar dan manis.

Segelintir warga menggelar hasil panen buah-buahan dan sayurannya di serambi rumah. Warga menyebutkan kebun belimbing madu  yang berada cukup jauh dari lokasi jual-beli, sambil meminta calon pembeli untuk merasakan lebih dulu. Belimbing madu merupakan andalan di KBA Karang Joang dari sektor pertanian, selain buah dan sayuran lainnya. Belimbing madu merupakan salah satu varietas belimbing terbaik, dengan rasa manis, empuk, tak berserat, lebih besar, mengandung banyak air dan lebih cepat panen. Lewat kegiatan CSR, Astra juga membentuk kelompok tani yang dinamakan Kelompok Tani Mekar Berseri dan telah menyalurkan bantuan, baik berupa pemberian bibit, pupuk serta pembinaan dan pendampingan.

Seorang Ibu berjulukan Marsiah dengan getol menjual buahnya. Dengan teknik pemasaran persuasif sederhana dan senyum ramah, Ibu Marsiah berhasil memikat calon pembelinya.

 “Yang tadinya hasil panen biasa aja, kini jadi lebih banyak berkat pemberian Astra. Orang-orang luar juga jadi tahu ada belimbing madu di sini. Kadang nggak perlu dijual keluar, orang-orang tiba kemari,” ungkap Ibu Marsiah menjelaskan rasa ingin tau saya. Maklum saja, KBA Karang Joang berjarak cukup jauh dari perkotaan,  pun sedari awal saya tidak melihat adanya pasar terdekat, sehingga bertanya-tanya bagaimana pemasaran belimbing madu ini sebenarnya. 
dok. pribadi
Olahan salak, dari salak yang dipetik sendiri (dok. pribadi)

Selagi mengitari KBA Karang Joang, tidaklah sukar menemukan tumbuhan pangan di pekarangan rumah masing-masing, selain alasannya yaitu warganya pintar bercocok tanam, mereka pun membuat kesadaran pangan sanggup berdiri diatas kaki sendiri semenjak dini. Mewujudkan wilayah yang sehat, bersih, cerdas, dan produktif yaitu bab dari kegiatan Astra yang dijalankan bersama masyarakat di area KBA.

Hadirnya kegiatan KBA di KM. 15 Karang Joang ini bantu-membantu bukan tanpa penolakan. Namun, seiring waktu kegiatan KBA  terus berjalan dengan mengadakan sosialisasi kepada masyarakat dan pembinaan. Astra pun mengakui masih banyak kekurangan untuk membuatkan KBA Karang Joang, contohnya saja dalam mengoptimalkan Rumah Pintar Astra yang merupakan bab dari kegiatan Astra Cerdas. 

Sampai ketika ini Rumah Pintar Astra di KBA Karang Joang terus berusaha produktif, namun masih kurang dalam hal kepengurusan. Sehingga, beberapa kali ditemukan Rumah Pintar Astra nampak sepi dan tertutup. Padahal, selain sebagai rumah baca dan edukasi, pada bangunan yang sama juga dipakai sebagai Balai Pertemuan. Oleh alasannya yaitu itu, SDM yang mumpuni sangat dibutuhkan dalam hal ini.

“Kami masih mencari SDM yang sempurna untuk benar-benar bisa mengelola Rumah Pintar Astra. Di sini kegiatannya sudah berjalan, dan akan bertambah. Kami memang menyasar anak muda. Selama ini ada volunteer dan juga ada anak KKN yang turut membantu,” ungkap salah satu tim koordinator CSR Astra.

Lebih lanjut disebutkan misi dari CSR Astra yaitu menghantarkan kemandirian bagi wilayah yang termasuk dalam kegiatan KBA. “Selama kami masih belum melihat kemandirian yang kami harapkan dari wilayah tersebut, selama itu pula kami masih terus mendampingi wilayah itu,” ucap salah satu tim koordinator CSR Astra kembali.

Saat ini, wirausaha di KBA Karang Joang terus mencuat. Dua perjuangan yang digadang-gadang menjadi penjenamaan (branding) bagi KBA Karang Joang yaitu belimbing madu dan majun.

MENITI KEMANDIRIAN, MENJAGA LINGKUNGAN

Majun yaitu kain lap dari materi sisa industri garmen, alias limbah yang sama sekali tidak terpakai, berupa potongan-potongan kain yang kemudian diolah untuk dimanfaatkan menjadi lap pembersih.  Kain majun yang berkualitas yaitu yang mempunyai daya serap yang baik, tidak berserabut, tidak berbulu. Mampu menyerap kotoran, dari yang ringan hingga yang berat, menyerupai oli. Karena itu para penggunanya kebanyakan yaitu para mekanik dari perusahaan-perusahaan otomotif dan manufaktur.

Para penggiat kain majun dari KBA Karang Joang yaitu perempuan-perempuan yang tergabung dalam Srikandi Berseri. Menurut Ibu Iin, Ketua Srikandi Berseri, pada awalnya CSR Astra telah memperlihatkan pemberian berupa mesin dan materi baku kain yang didatangkan dari Pulau Jawa sebanyak 2 ton, dan diberikan secara bertahap. Setelah mengalami perputaran produksi beberapa kali, perjuangan majun sempat terhenti.

“Waktu itu kami sempat vakum lama, alasannya yaitu jenis kain perca dari katun khusus yang kami butuhkan harus bersaing dengan pihak lain, paling nggak kami mesti ambil 10kg,” papar Ibu Iin, di sela-sela kesibukan dengan kain majun.
Ibu Iin, Ketua Srikandi Berseri
Saat CSR Astra menyerahkan pemberian awal, bersama-sama dengan pemerintah setempat, para wanita dari Srikandi Berseri eksklusif menerima training cara menjahit yang baik untuk menghasilkan kain lap majun berkualitas yang diharapkan.

“Waktu serah terima, eksklusif dicek. Waktu itu juga sama Bu Arita (red. Istri Walikota Balikpapan) memotivasi ibu-ibunya jangan khawatir nggak bisa, nanti dilatih. Pas latihan ada yang hingga mundur-mundur kursinya. Wah, seru banget,” tawa Ibu Iin, mengisahkan pengalaman perjuangan kain majun.

Proses jahit-menjahit sendiri dilakukan di rumah-rumah warga. Kain lap majun yang dihasilkan oleh Srikandi Berseri ada 2 jenis : putih dan berwarna. Harga jual kain lap majun putih lebih mahal dari kain lap majun berwarna. Para pembelinya bisa dari anggota sendiri, pihak yang menyelenggarakan hajatan atau ada yang ingin menjualnya kembali. Astra sendiri mempunyai kebutuhan besar akan kain lap majun dari Srikandi Berseri di KBA Karang Joang. Sayangnya, kebutuhan besar tersebut masih belum selaras dengan kemampuan produksi.  Lagi, Srikandi Berseri masih memerlukan penambahan tenaga kerja. Disebutkan, pengguna kain lap majun terbanyak yaitu PT. Komatsu Remanufacturing Asia, perusahaan re-manufaktur yang masih merupakan jaringan bisnis Astra. 
Ibu Endang - anggota Srikandi Berseri Astra, mengangkat dua jenis kain lap majun
“Sekarang bila sebulan sudah bisa menghasilkan 3 ton. Kemaren, Alhamdulillah sanggup suntikan dana dari Astra. Mungkin, alasannya yaitu kami bisa bangkit, bisa memperlihatkan keaktifan dan kreatif juga. Kami juga tidak mau melupakan yang membina kami dari awal. Harapan kami ke depan, perekonomian di sini terangkat, Astra tetap mendampingi, tetap mau bersilaturahim,” ungkap Ibu Iin, menyudahi perbincangan.

Wirausaha majun memang mengayun.

Namun, tidak semua wirausaha sanggup dengan gampang masuk ke KBA Karang Joang. Wilayah dengan enam RT ini berdekatan dengan waduk penyuplai air minum Kota Balikpapan.
“Di sini bila mau dibikin wirausaha, ya nggak semua wirausaha bisa alasannya yaitu bisa berdampak dengan daerah materi baku air minum, yang 90%-nya diminum sama warga Balikpapan. Pemerintah sudah meminta warga di sini menjaga lingkungan. Jadi, kami mencar ilmu berekonomi sanggup berdiri diatas kaki sendiri tanpa harus mencemari,” tutur Muh. Tadi, Ketua RT.26.
Muh. Tadi, Ketua RT. 26 di area KBA Karang Joang

“Alhamdulillah Astra membantu bagaimana cara yang sempurna biar berwirausaha tanpa merusak lingkungan. Belimbing madu dan majun tidak merusak lingkungan.” Muh. Tadi pun menyebutkan daerah penyuplai air minum tersebut yaitu Waduk Manggar KM. 14 dan 15 yang berjarak lebih kurang 2 KM dari Balai Pertemuan, dan di sana terdapat jembatan yang diberi nama Jembatan Panjang DAS Manggar.
 
Jembatan yang sering dijadikan tempat wisata dan berfoto. (dok. pribadi)

Sangat membantu para pengunjung yang ingin mengenal KBA lebih dekat. (dok. pribadi)


Jembatan Panjang DAS Manggar yang membelah dua RT, masih termasuk dalam area Kampung Berseri Astra. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dimana terdapat banyak enceng gondok dan sampah lain, saya melihat genangan air itu tampak lebih bersih. Jembatan Panjang DAS Manggar sering dimanfaatkan untuk memancing dan berwisata oleh warga sekitar khususnya, dan warga Kota Balikpapan umumnya. 


MENJADI KAMPUNG KEBANGGAAN KOTA BALIKPAPAN

 “Data pertumbuhan UMKM di Balikpapan (per kelurahan dan kecamatan) cukup fantastis, sekitar 20.421 atau kurang. Dan 10 % diantaranya telah mengurus perizinan.” Doortje Marpaung, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Balikpapan.*

Geliat UKM di Kota Balikpapan menjadi gerak bagi pemerintah untuk mengajak serta perusahaan  bersinergi meningkatkan perekonomian sanggup berdiri diatas kaki sendiri di Kota Balikpapan. Astra membaca hal ini, lewat kegiatan CSR-nya, yang membina dan memberdayakan masyarakat untuk membuat wilayah yang sehat, bersih, cerdas, dan produktif. Pada dasarnya, wilayah ini telah mempunyai potensi SDM yang baik, ditunjang dengan lokasi yang strategis. Bersisian dengan tempat penyuplai air minum bukanlah penghalang untuk membuat jenis wirausaha, melainkan tantangan untuk membuat peluang yang akan mengakibatkan KBA Karang Joang sebagai kampung percontohan sanggup berdiri diatas kaki sendiri yang asri bagi kampung lainnya.

Walau kini kemandirian tersebut masih terus melangkah. Besar harapan, kelak KBA Karang Joang menjadi pujian Balikpapan.

Pihak CSR Astra untuk KBA Karang Joang mengatakan, “kalau kemandirian di KBA Karang Joang ini terwujud, maka selanjutnya akan bisa ditambah Kampung Berseri Astra lagi di wilayah Balikpapan yang lain.”
***
_________________________
* kutipan merupakan hasil reportase penulis
**tulisan ini diikutkan dalam Anugerah Pewarta Astra


Salam.