Makalah Filsafat
MAKALAH EMPIRISISME (FILSAFAT BERBASIS PENGALAMAN)
BAB1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia mempunyai pengetahuan, hewan mempunyai pengetahuan, malaikat jugamempenyai pengetahuan. Lalu apa yang membendakan pengetahuan insan denganpengetahuan binatang, malaikat, atau makhluk lainnya ?, bedanya, kalau pada makhluk selain insan pengetahuannyabersifat statis, dari masa kemasabegitu saja. Sehinggamanusia terus menerus mengembangkan diri dan memajukan diriuntuk menghadapi aruskepuasaan yang tak terbatas, baik yang diperoleh dalam akal pikiran, pengalaman bahkanpada tataran intuisi belaka yang penuh khayalan dalam suatu objek manusia.
JohnLocke ialah tokoh pembawagerbang aliran empirisme dalam filsafat. Yaknisebuah, aliran yang mengimani bahwa semua pikiran dan gagasan insan berasal darisesuatu yang didapat melalui indera dan pengalaman. Karenanya ia disebut filsuf inggrisdengan pandangan empirisme.
Disamping ajaran wacana filsafat pengetahuan, ajaranLocke tentang etika jugamenarik untuk disimak. Terutama berkaitan dengan teori-teoriumumnya tentangbagaimana manusiaberprilaku dan bagaimana seharusnya manusiaberprilaku. DimataLokce,manusia selalu digerakkan semata-mata oleh kegaiatan untuk memperolehkesenangan atau kebahagian. Dalam fatwa moral ini oleh kepentingan jangka panjang.Maksud jangka panjang disini maksudnyaadalah kebijaksanaan.
B. Tujuan
1.Untuk mengetahui sumber pengetahuan dalam aliran Filsafat Empirisme
2.Untuk mengetahui metodologi dalam aliran Filsafat Empirisme
3.Untuk mengetahui verifikasi dalam aliran Filsafat Empirisme
4.Untuk mengetahui tokoh filsafat sepert Locke dan Hume
BABII
PEMBAHASAN
A. Empirisme
Empiris berasal dari bahasa yunani emoeiria,empeiros (berarti berpengalaman dalam,berkenalaan dengan terampil untuk).Empirisme ialah suatu aliran dalam filsafat yangmenyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia.Berbedadengan anggapan rasionalis yang menyampaikan bahwa sumber pengetahuan ialah rasio,paham ini berpendapat bahwa indera atau pengalaman ialah sumbersatu-satunya atau paling tidak sumber primer dari pengetahuan manusia,sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan yang paling terang dan sempurna.Sumber ilmu pengetahuan dalamteori empirisme ialah pengalaman dan penginderaan inderawi.Dalam sejarah filsafat,klaim empiris ialah tidak ada sesuatu dalam pikiran yang mulanya tidak ada dalam indera.Hal tersebut mengandung makna bahwa:
1.Sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman
2.Semua inspirasi (gagasan) merupakan abstraksi yang dibuat lewat menggabungkan apayang di alami
3.Pengalaman inderawi ialah satu-satunya sumber pengetahuan
4.Akal budi tidak sanggup menunjukkan wacana realitas tanpa pola dari pengalaman inderawi.
Empirisme berpendirian bahwa pengetahuan sanggup di peroleh melalui indera. Indera memperoleh kesan-kesan dari alam nyata. Untuk kemudian kesan-kesan tersebut berkumpul dalam diri insan sehingga menjadi pengalaman. Pengetahuanyang berupa pengalaman terdiri dari penyusunan dan pengaturan kesan-kesan yang bermacam-macam.
B. Metodologi Empirisme
Menurut Suparlan Suharto, metode ialah suatu proses atau mekanisme yang sistemtis menurut prinsip-prinsip dan tenik-teknik ilmiah yang digunakan oleh suatu disiplin(bidang studi) utuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Jujun S.Suriasumantri, metode ilmiah ialah cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar. Metode ilmiah merupakan mekanisme dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Makara ilmu merupakan pengetahuan yang di dapatkan lewat metode ilmiah.
Metode ilmiah merupakan mekanisme yang meliputi aneka macam tindakan pikiran, polakerja, tata langkah, dan cara teknis untuk memperoleh pengetahuan gres ataumemperkembangkan pengetahuan yang ada. Menurut pendapat penganut empirisme,metode ilmu pengetahuan itu bukanlah bersifat apriori tetapi posteriori, yaitu metode yang menurut atas hal-hal yang datang, terjadinya atau adanya kemudian.
Cara untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah, yaitu dengan memakai metode ilmiah, berfikir secara rasional dan bertumpu pada data-data empiris. Metode ilmiah sebagai sumber dari ilmu yang dipandang sebagai suatu metode pengamatan atau penelitian, oleh alasannya itu, dinyatakan bahwa “science as a method of inquiry a way of learning and knowing things about the world around as ”. Artinya, melalui metode penelituan banyak cara yang sanggup dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari dunia sekeliling, kehidupan insan di muka bumi. Namun, ilmu tetap mempunyai ciri tertentu yang secara empiris ciri tersebut ada dalam acara kehidupan insan sebagai makhluk yang berakal dan berbudi.
Sepanjang sejarahnya insan dalam usahanya memahami dunia sekelilingnya mengenal dua sarana, yaitu pengetahuan ilmiah (scientific knowlledge) dan penjelasan mistik (mystical explanations). Berbagai macam metodelogi yang digunakan dalam memahami filsaafat empirisme diantaranya.
Metode induktif ialah suatu yang memberikan pernyataan-pernyataan hasil observasi dan disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum. Yang bertolak dari pernyataan-pernyataan tunggal hingga pada penyataan-pernyataan universal. Dalam induksi, sehabis diperoleh pengetahuan, maka akan dipergunakan hal-hal lain, menyerupai ilmu mengajarkan kita bahwa kalau logam dipanaskan akan mengembang, bertolak dari teoriin akan tahu bahwa logam lain yang kalau dipanasi juga akan mengembang. Dari contoh diatas bisa diketahui bahwa induksi tersebut menunjukkan suatu pengetahuan yang disebut sintetik.Metode induktif ialah cara penanganan terhadap suatu objek teretentu dengan jalan menarik kesimpulan yang bersifat lebih umum menurut atas pemahaman atau pengamatan terhadap hal yang bersifat khusus.
jika seorang-orang akan melaksanakan penelitian dengan menggunkan metode induksi,maka harus melalui tahapan-tahapan berikut:
1. Perumusanamasalah: kasus yang hendak dicarikan penjelasan ilmiahnya.
2. Pengajuanhipotesis:mengajukan penjelasan yang masih bersifat sementara untuk diujilebih lanjut melalui verifikasi
3. Pengambilansample:pengumpulan data dari beberapa fakta particular yang dianggapbisa mewakili keseluruhan untuk keperluan penelitian lebih lanjut
4. Verifikasi:pengamatan disertai pengukuran statistic untuk memberi landasan bagaihipotesa
5. Tesis: hipotesis yang telah terbukti kebenarannya.
Dalam ilmu filsafat dikenal juga metode empiris, menyerupai yang dipahami oleh ThomasHobbes, John Locke dan David Hume,Menurut mereka hanya pengalamanlah yang sanggup menyajikan pengertian benar. Masih banyak metode-metode lain menyerupai metode intuitif,metode geometris, metode trasidental, metode fenomenologis dan metode-metode lainnya yang semuanya lahir dikarnakan keyakinan dan pengalaman mereka dalam memahami filsafat secara sungguh-sungguh sehingga menghasilkan bentuk metode yang berbeda-beda.Diantaranya terditi dari pengalaman, klarifikasi, kuantifikasi, inovasi hubungan-hubungan dan asumsi kebenaran.
Pertama,Pengalaman terang kiranya bahwa tolak ukur ilmu pada tahap paling permualaan ialah pengalaman, apakah hujan, tornado gerhana atau ketarutan lain yang terlihat sehari-hari. Pada tahap ini ilmu harus berurusan pada pengalaman dan kritik pada pengalaman.
Kedua, klasifikasi. Prosedur yang paling dasar untuk mengubahdan terpisah menjadidasar fungsional ialah klarifikasi, makin persis klarisifikasi cubauat makin jelasdibawanya dan akan makin spesifik dasar yang membentuk klarisifikasi tersebut.Klarisifikasi harus didasarkan pada suatu tujuan tertentu, apakah jerukharusdiklarifikasikan bersama pisang atau bersam a bola baseball tergantung pada tujuan klarifikasi. Kesukaran timbul lantaran kebanyakan objek mempunyai sifat dan cirri banyak sekali, dan ini mengakibatkan mereka sanggup di klarifikasikan dengan menyebarkan cara. Systemklarifikasi dilakukan dari yang paling sederhana ke yang paling rumit.
Ketiga kuantifikasi. Tahap pertama dalam perkembangan ilmu ialah pengumpulan dan penjelasan, dimana kemudian segera mengakibatkan adanya kebutuhan untuk kuantifikasikan objek tersebut, lantaran meskipun obseervasi kuantitatif mungkin sudah cukup memuaskan, namun kuantitatif sanggup menunjukkan ketelitian yang diharapkan penjelasan dalam ilmu.
Keempat Penemuan hubungan-hubungan. Lewat aneka macam penjelasan yang berbeda-beda, sering terjadi bahwa kita melihat adanya kekerabatan fungsional antar aspek-aspek komponennya. Mengklafikasikan belum dewasa menurut jenis kelamin dan kekuatan jasmani secara bersamaan, umpanya, kemungkinan mengakibatkan kita akan melihat kekerabatan bahwa anak pria cenderung untuk lebih besar lengan berkuasa dibanding anak perempuan.Pada tingkat lebih maju ilmu empiris berusaha untuk mengemukakan aturan alam dalambentuk persamaan angka-angka yang menghubungkan aspek kuantitatif dan variabelnya,umpanya panjang keliling sebuah bulat ialah 2 π r.
Kelima, asumsi kebenaran. Ilmu umumnya menaruh perhatian kepada kekerabatan yang lebih mendasar daaripada kekerabatan yang hanya tampak pada kulitnya saja. Suatuperistiwa sering terjadi sedemikan rumitnya sehingga hubungan-hubungan yang mungkin terdapat tampak menjadi kabur. Oleh lantaran itu, perlu untuk menganalisis kejaidan tersebut dengan memerhatikan unsure-unsur yang bersifat dasar dengan tujuan untuk menentukan secara lebih terang hubungan-hubungan dari eberapa aspeknya.
Metode deduktif ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empiris di olah lebih lanjut dalam suatu system pernyataan yang runtut. Hal-hal yang harus ada dalam metode deduktif ialah adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulanitu sendiri. Ada penyelidikan bentuk logis teori itu dengan tujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris atau ilmiah, ada perbandingan dengan teori-teori lain dan ada pengujian teori dengan jalan menerapkan secara empiris kesimpulan-kesimpulan yang bisaditarik dari teori tersebut.Metode deduksi ialah cara penanganan terhadap suatu objek tertentu denagan jalan menarik kesimpulan mengenai hal-hal yang bersifat khusus menurut atas ketentuan hal hal yang bersifat umum.
Metode positivisme, metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yangfaktual, yang positif. Ia mengeyampingkan segala uraian luar yang ada sebagai fakta.Oleh lantaran ini, ia menolak metaifiska. Apa yang diketahui secara postif, ialah segala yang tampak dan segalagejala. Dengan demikian metode ini dalam bidang filsafat danilmu pengetahuan dinbatasi kepada bidang gejala-gejala saja.
Metode kompemplatif metode ini menagatakan adanya keterbatasan indara dan akalmausia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkanpun akanberbeda-beda, harusnya dikembangkan satu kemampuan kebijaksanaan yang disebut dengan intuisi.Pengetahuan yang di peroleh lewat intuisi inibiasa di peroleh dengan cara templasiseperti yang dilakukan Al Ghazali.
Metode dialektis dalam filasafat, dialektika mula-mula berarti metode Tanya jawabuntuk mencapai kejerniahan filsafat. Metode ini diajarkan olehSocrates. NamunPlatomengartikannya diskusi logika. Kini dialektika berarti tahap logika., yang mengajarkankaidah-kaidah dan metode metode penuturan, juga analisis sistematis wacana ide-ideuntuk mencapai apa yang terkandunng dalam pandangan.
C. Verifikasi empirisme
Pembuktian yang digunakan dalam rasionalisme biasanya dengan mengunakan koherensi berbanding terbalik dengan empiric yang lebih menekankan pada korespodensi yang lebih diutamakan. Korespodensi ialah sesuatu yang benar terjadi yang sesuai dengan realitas yang ada.Mengandung kebenaran-kebenaran yang terbuka untuk diperiksa atau diuji (diverifikasi) guna sanggup dinyatakan sah (valid) dan di sampaikan kepada orang lain. Kemungkinan diperiksa kebenaran (verifikasi) dimaksud lah yang menjadi ciri pokok ilmu yang terakhir.
Pengetahuan, biar sanggup diakui kebenarannya sebagai ilmu, harus terbuka untuk diujiatau diverifikasi dari aneka macam sudut telaah yang berlainan dan balasannya diakui benar. Ciriverifikasif ilmu sekaligus mengandung pengertian bahwa ilmu senantiasa mengarah padatercapainya kebenaran. Ilmu dikembangkan oleh insan untuk menemukan suatu nilailuhur dalam kehidupan insan yang disebut kebenaran ilmiah. Kebenaran tersebut dapatberupa azas-azas atau kaidah-kaidah yang berlaku umum atau universal mengenai pokok keilmuan yang bersangkutan. Melalui itu, insan berharap sanggup menciptakan ramalantentang insiden mendatang dan menunjukan atau menguasai alam sekelilingnya.
Contohnya, sebelum ada ilmu maka orang sulit mengerti dan meramalkan, sertamenguasai tanda-tanda atau peristiwa-peristiwa alam, seperti; hujan, banjir, gunung meletus,dan sebagainya. Orang, lantaran itu, lari kepada tahyul atau mitos yang gaib. Namun,demikian, sehabis adanya ilmu, seperti; vulkanologi, geografi, fisis, dan kimia maka dapatmenjelaskan secara tepat dan cermat majemuk insiden tersebut serta meramalkan hal-hal yang akan terjadi kemudian, dan dengan demikian dapatmenguasainya untuk kemanfaatan diri atau lingkungannya.
Berdasarkan kenyataan itu lah, orang cenderung mengartikan ilmu sebagaiseperangkat pengetahuan yang teratur dan telah disahkan secara baik, yang dirumuskanuntuk maksud menemukan kebenaran-kebenaran umum, serta tujuan penguasaan, dalamarti menguasai kebenaran-kebenaran ilmu demi kepentingan pribadi atau masyarakat, danalam lingkungan.Hume beropini bahwa permasalahan-permasalahan ilmiah haruslahdiuji melalui percobaan.
D. Tokoh Empirisme
1. John Locke
Fokus filsafatLocke ialah antithesis pemikiran Descartes. Baginya, pemikiran Descartes mengenai penalaran kurang sempurna. Ia menyarankan, sebagai kebijaksanaan budidan spekulasi abstrak, kita harus menaruh perhatian dan kepercayaan pada pengalaman dalam menangkap fenomena alam melalui pancaindera.Ia hadir secara aposterori. Pengenalan insan terhadap seluruh pengalaman yang dilaluinya menyerupai mencium, merasa, mengecap dan mendengar menjadi dasar bagi hadirnya gagasan-gagasan dan pikiran sederhana.Tapi pikiran, kataLocke, bukanlah sesuatu yang pasif terhadap segala sesuatu yang tiba dari luar. Beberapa acara berlangsung dalam pikiran. Gagasan-gagasan yang tiba dari indra tadi diolah dengan cara berpikir,bernalar, mempunyai dan meragukannya dan inilah balasannya disebut serpihan dari acara merenung dan perenungan.
MelaluiLocke, tradisi emprisme diInggrisdimulai dan berkembang ke penjurudunia yang sejak eraPlato tradisiini dibuang diBarat. FilsafatLockeinibelakangan juga dibawa Voltaire kePerancis. FilsafatLockeselalu menyarankanbahwa semua pengetahuan berasal dariindera. Ia juga segera diikuti olehUskupIrlandiaGeorge Berkeley dan filsufSkotlandiaDavid Hume.
Selain dikenal sebagai filsuf empirisme,Lockejuga dikenal sebagai fisikawan. Iatak suka hal-halyang berbelit-belit layaknya filsufPlatonian. Sejarah hidupnyapernah dibuang diBelanda akhir keterlibatan ia dalam politik mudah di Inggris dan balasannya ia menjumpai kolegabarunya berjulukan William dan Marydar iOrange pada tahun 1683. Pengalamannya itu menciptakan ia menciptakan karya tulis mengenai pemerintahan menyerupai republic nya Plato. Berbeda dengan karyanya Plato, ia lebih memerinci problem hak-hak asasi insan terutama hak kepemilikan pribadi.
Yang membedakanLockedengan yang lainnya ialah aksara pemikirannyayang empiris dibangun atas dasartunggal dan serbaguna. Semua pengalaman(pengetahuan) kataLocke, bersal dari pengalaman. Pengalaman memberikita sensasi-sensasi. Dari sensasi ini kita memperoleh aneka macam macam inspirasi gres yang lebihkompleks. Dan pikiran kita terpengaruh oleh perasaan dan refleksi. KendatiLockeberbeda pandangan dari filsuf lain, namunLockejuga mendapatkan metafora sentralCartesian, pembedaan antara pikiran dan tubuh. Terbukti, ia memandang bahwa pengetahuan pertama-tama berkenaan dengan investigasi pikiran.
Selain dari itu, locke membedakan antara apa yang dinamakannya “kualitas primer ” dan “Kualitas sekunder ”. Yang dimaksud dengan kualitas primer ialah luas,berat, gerakan,jumlah dan sebagainya. Jika hingga pada kasus menyerupai ini, kitadapat merasa yakin bahwa indera-indera menirunya secara objektif. Tapi kita jugaakan mencicipi kualitas-kualitas lain dalamdalam benda-benda. Kita akanmengatakan bahwa sesuatu itu bagus atau pahit, hijau atau merah. Locke menyebutini sebagai sesuatu yang sekunder. Pengindraan semacam ini tidak menggandakan kualitas-kualitas sejati yang menempel pada benda-benda itu sendiri.
Proyek epistimologi Locke mencapai puncaknya dalam positivisme. Inspirasi filosofis empirisme terhadap positivisme terutama ialah prinsip objektivitas ilmu pengetahuan, empirisme mempunyai keyakian bahwa semesta ialah sesuatu yang hadir melalui data inderawi. Karenanya Pengetahuan harus bersumber pengalaman danpengamatan empiric.
John Locke, bapak empirisme dari Britania menyampaikan bahwa pada waktu insan di lahirkan akalnya merupakan sejenis buku catatan yang kosong (tabularasa). Dalam buku catatan itulah dicatat pengalaman-pengalaman inderawi.Menurut John Locke, seluruh sisa pengetahuan kita peroleh dengan jalan mengunakanserta membandingkan ide-ide yang diperoleh dari pengindraan serta refleksi yangpertama dan seederhana itu. Ia memandang bahwa kebijaksanaan sebagai daerah penampunganyang secara pasif mendapatkan hasil penginderaaan tersebut.
2. David Hume
PadaDavid Hume-lah aliran emprisme memuncak. Empirisme mendasarkanpengetahuan bersumber pada pengalaman. Bukan rasio. Hume menentukan pengalamansebagai sumber utama pengetahuan. Penegtahuan itu sanggup bersifat lahiriah (yangmenyangkut dunia) dan sanggup pula .bersifat batiniah (yang menyangkut pribadimanusia). Oleh karean itu, pengenalan inderawi merupakan bentuk pengenalan yang jelas dan sempurna.Pemikiran empirisnya terakumulasi dalam ungkapannya yangsingkat yaitu I never catch my self at any time with out a perception (saya selalumemiliki persepsi pada setiap pengalaman saya).
Dua hal dicermati oleh Humeadalah substansidan kausalitas. Hume tidak mendapatkan substansi, alasannya yang dialami insan hanya kesan-kesan wacana beberapaciriyang selalu ada bersama-sama. Dari kesan muncul gagasan. Kesan adalahpengindraan pribadi atas lahiriah, sedangkan gagasan ialah ingatan akan kesan-kesan.
Contohnya, jikalau tangan kita terbakar api, kita akan mendapatkan kesan panasdengan segera. Dan seteleh itu kita mengingat bahwa tangan terbakar akan panas,ingatan inilah yang disebut gagasan,. Realitas masuk dalam diri kita melalui kesan.Apa yang dilihat indera kemudian tersimpan dalam ingatan (memori) itulah kesan.Sementara hasil ingatan mereproduksi kesan itulah gagasan.
Hume membagi kesan menjadi dua: kesan sensasi dan kesan refleksi. Kesan sensasi ialah kesan-kesanyang masuk ke dalam jiwa yang tidak diketahui sebab-musababnya. Misalnya (kita melihat sebuah meja kayu): benda yang saya lihat didepan ialah meja. Kesan refleksi ialah hasil dari gagasan. Jika gagasan jikalau munculkembali ke dalam jiwa akan membentuk kesan-kesan baru. Kesan gres hasilpencerminan dari inspirasi sebelumnya inilah yang disebut dengan kesan refleksi.Misalnya, (kita melhat sebuah meja dari besi): itu meja besi. Kita sanggup menentukanbahwa itu meja walaupun terbuat dari materi yang berbeda, lantaran sebelumnya kitasudah ada kesan sensasi terhadap meja kayu.
Sama halnya dengan kausalitas (hubungan alasannya akibat). jikalau tanda-tanda tertentu selaludiikuti oleh tanda-tanda lainnya, dengan sendirinya kitacendrung pada pikiran bahwagejala sebelumnya. Misalnya, gelas jatuh dari atas meja, gelas itu pecah. Pikiranumum akan menyimpulkan bahwa jatuh mengakibatkan pecah. MenurutHume,kesimpulan ini tidak menurut pengalaman. Pengalaman hanya memberi kitaurutan gejala, tetapi tidak memeperlihatkan kita pada urusan alasannya akibat.Karenadilain peristiwa, gelas jatuh ternyata tidak pecah.Yang disebut kepastian hanyamengungkapkan cita-cita kita saja dan dihentikan dimengerti lebih dari probable(peluang). Hume lebih suka menyebutkan urutan kejadian. Maka hume menolak kausalitas, alasannya cita-cita bahwa sesuatu mengikuti yang laintidak menempel pada hal-hal itu sendiri, namun hanya dalam gagasankita. Hukum alam ialah aturan alam.Jika kita bicara wacana “hukum alam” atau sebab akhir , sebenarnya kita membicarakan apa ya ng kita harapkan, yang merupakan gagasan kita saja, yang lebihdidikte oleh kebiasaan atau perasaan kita saja.
Hume ialah pencetus para empiris, yang percaya bahwa seluruh pengetahuan wacana dunia berasal dari indera. MenurutHume, ada batasan-batasan yang tegastentang bagaimana kesimpulan sanggup diambil melalui persepsi indra kita.
Namun terlepas dari aneka macam kritik yang muncul, pemikiran Hume umumnya merupakan wujud lisan dansikap naturalism dan skeptismenya. Dia sesungguhnya telah berupaya menunjukkan penjelasan wacana sifat dasar alamiah manusia, yang tidak sanggup ia sahkan oleh nalar.
BABIII
PENUTUP
Kesimpulan
Ada bebrapa yang perlu kita buat sebagai sebuah khazanah ilmu pengetahuan terkait dengan aliran filsafat Empirisme ini diantaranya:
1.Pengalamanlah yang menagjarkan insan wacana sebuah hakekat yang bisa kita pelajari sehingga insan tidak terjerumus dalam sebuah penyesalan yang sama.
2.Memberikan arah yang baik bagi setiap insan untuk terus mencar ilmu tanpa harus menyalahkan orang lain dalam kehidupan ynag diajalani oleh insan itu sendiri.
3.Mengungkapkan perasaan yang dialami tanpa harus menyalahkan orang lain yang berada disekitar kita.
4.Mengajarkan sebetulnya segala perbuatan yang kita perbuat akan terpendam dalam pikiran dan menjadi pertimbangan dalam melangkah kedepannya dan sebaliknya kepada orang lain maka, perbaiki segala bentuk tingkah laku yang sudah kita lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Makmun,2014 PengantarFilsafat: Dari Masa Klasik Hingga Postmodernisme,
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
Lorens Bagus, 1997, Kamus Filsafat, Jakarta : Gramedia,
Abd. Gafur,2007 Filsafat Ilmu, Malang : Kantor Jaminan Mutu KJM UIN Malang
Zubaedi,2007 Filsafat Barat: Dari Logika Baru Rene Descartes Hingga Revolusi
Sains ala Thomas Khun, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Muhammad Adib, Filsafat Ilmu, Ontology, Epistimologi, Aksiologi dan Logika Ilmu
Pengetahuan, Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Ahmad Nawawi,2011, Perspektif Teologi dan Filsafat : Kritik Dekonstruktif Nalar
Kausalitas Dalam Teologi dan Filsafat , Malang : Intrans.