Pernahkah Membuka Buah Ini Dengan Menjepitnya Di Pintu?
Pada masanya.
Seorang Ibu duduk membuka dagangannya, mengamparkan sebuah baki enamel berwarna putih bercorak bunga. Di atas bakinya terhampar buah keras berwarna kuning. Anak-anak SD mengitarinya sambil mengeluarkan tebakan : “ Buah, buah apa yang namanya sama kayak alat musik?”
Sebagian bawah umur menjawab, sebagian lagi, melempar candaan.
Di sisi baki itu, tersedia wadah lain berisi garam bercampur potongan cabai.Meski setiap hari berjualan buah itu, tapi setiap tahunnya, buah itu selalu berkenan muncul.
Saya tidak tahu, apakah memori aku dan kalian akan sama.
Tapi, ini memang kenangan aku sewaktu kecil.
Buah ini berjulukan KECAPI.
Apalah menyebutnya : tidak ada gizinya? Tidak nutrisinya? tidak ada dagingnya?
Mungkin alasannya itu, buah kecapi kini jarang terlihat, jarang ada yang menjualnya. Jangan harap 5 tahun sekali sanggup melihat buah ini,1 tahun sekali saja belum tentu.
Cara kalemnya, ya dengan dikupas.
Saya percaya masih banyak yang tahu buah ini, meski beberapa anak kecil (yang aku tanyai) sempat kebingungan dan bertanya-tanya, buah apa ini namanya? Emang sanggup dimakan?
Waktu kecil aku penggemar kecapi. (Ya ya ya, hingga kini juga) Setiap kali ada yang menjual kecapi, aku niscaya membelinya. Pasti.Jujur, mungkin alasannya buah ini tergolong buah murah(an).
Apalah menyebutnya : tidak ada gizinya? Tidak nutrisinya? tidak ada dagingnya?
Mungkin alasannya itu, buah kecapi kini jarang terlihat, jarang ada yang menjualnya. Jangan harap 5 tahun sekali sanggup melihat buah ini,1 tahun sekali saja belum tentu.
Satu pohon milik teman yang berdekatan dengan rumah aku ketika masih kecil, sudah ditebang. Sedangkan buah kecapi yang baru-baru ini aku temukan, aku beli ketika berjalan-jalan ke sebuah perkampungan, sempurna di sebuah warung. Di belakang warung tersebut, masih nampak pohon kecapi. Pohonnya besar, dengan penampakan bulatan-bulatan kuning menyebar. Ramai sekali kecapinya. Si pemilik warung berpikir, daripada berjatuhan, lebih baik ia coba menjual. Dan sempurna itulah, aku lewat di depan warungnya. Pohon kecapi memang besar, dan si pemilik warung memang punya lahan yang luas.
BACA : Menanam di Lahan Terbatas
saya beli di suatu warung yang di belakangnya terdapat pohon kecapi |
Harganya kecapi itu hanya Rp 5.000 per bungkus (1 bungkus lebih dari 1kg). Saya katakan, aku mau yang masih nampak batangnya. Dan pemilik warung mengiyakan saja... alasannya selain buah kecapi jarang ada yang menjual, bahwasanya buah kecapi juga jarang ada yang suka. Karena itu, ketika aku minta kecapi yang masih banyak daun dan batangnya (karena yang sudah dibungkus tidak ada batangnya) si pemilik warung rela mengambil kecapi-kecapi yang masih berserakan. Bahkan ia lebihkan. Saya memborong hingga 10K.
Sebenarnya kecapi-kecapi ini hanya akan aku makan sendirian. Suami manalah ia suka, Cmumut apalagi.
Satu kenangan perihal buah kecapi ini ialah teknik membukanya. Dulu, kala masih SD, kami membuka kecapi dengan cara menjepitnya di pintu. Lalu kreek!! biji cantik putih buah kecapi yang mengandung asem itu terlihat. Tapi itu cara praktisnya.
menurut saya, ukuran buah kecapi yang aku beli ini tidak begitu besar |
cara mudah membuka buah kecapi : jepit di pintu |
kroakk! pecah sudah, tinggal dimakan saja. Eh diemut-emut. |
Cara makan buah kecapi ini sederhana sekali, alasannya dagingnya sedikit, dan sebagian rasa manisnya justru melekat pada biji, maka makannya cukup diemut-emut saja. Kalau suka sanggup dicocol garam plus cabai.
Mungkin.. yah hanya mungkin, alasannya itu tidak banyak yang suka buah kecapi.
Buah kecapi juga punya getah, jangan harap sehabis dibuka sanggup terlihat putih seterusnya. Jika sudah dibuka, perlahan buah kecapi akan menjelma kecokelatan.
biasanya 1 buah kecapi mengandung 4-5 biji kecapi |
Dari beberapa artikel disebutkan, bahwa buah kecapi berkasiat untuk mengatasi kram perut, melancarkan pencernaan, mengandung anti oksidan, anti kanker, dan sanggup untuk mengurangi kolesterol. Entah penelitian ilmiahnya bagaimana, aku tidak memahaminya.
Karena terbiasa hanya memakan saja, aku juga tidak tahu apakah orang-orang punya kisah lain perihal buah kecapi ini? Mungkinkan sanggup dijadikan sebagai adonan masakan? Atau dibentuk minuman? Atau dibentuk kreativitas lain? Entahlah, aku kurang tahu.
Mungkin kalian yang membaca punya kisah yang berbeda dari saya. Boleh banget menyebarkan di sini :)
Salam,
Lidha Maul