Contoh Latihan Soal Uji Kompetensi Profesi Dokter dan Pembahasannya Part 39
Contoh Latihan Soal Uji Kompetensi Profesi Dokter dan Pembahasannya Part 39
Dibawah ini kami siapkan Contoh Indonesia (UKDI) Edisi Ke 39 dan Kunci Jawaban Disertai dengan Pembahasan
Hai teman-teman sahabat ukdi-dokter.blogspot.com semua. Kita akan latihan soal-soal UKDi Dokter yuk, dibawah ini mimin telah menyapkan 6 bua soal yang disertai jawabannya. Selamat belajar yaa teman-teman
1. Laki-laki berusia 38 tahun mengeluh muncul berbenjol2 kemerahan pada hamper seluruh tubuhnya sejak 2 minggu yang lalu, 1 minggu sebelumnya demam. Pasien mengkonsumsi obat MDT sudah 2 bulan. Pada pemeriksaan ditemukan nodul eritem multiple, pembesaran pada nervus auricularis magnus, nervus perenous komunis dan nervus ulnaris. Pemeriksaan BTA didapatkan indek morfologinya 5%. Ditemukan granuloma disepanjang syaraf.
Diagnosis pada pasien ini adalah..
a. Lepra berulang b. Pure neuritis lephrosy c. Reaksi reveral d. Lepra tuberculoid e. Erytem nodusum leprosum
Jawaban : e. Erytem nodusum leprosum Pembahasan : Pada kasus di atas sudah jelas pasien menderita morbus Hansen/lepra dan sudah diobati selama 2 bulan. Pada lepra terdapat beberapa komplikasi antara lain :
Komplikasi akibat reaksi
Komplikasi akibat kerusakan syaraf
Disebabkan karena penyebaran basil(invasi masif kuman)
Akibat relaps
Komplikasi akibat imunitas menurun
Yang paling sering komplikasi terjadi pada lepra adalah reaksi kusta, adapun faktor pencetus reaksi:
Setelah pengobatan antikusta yang intensif
Infeksi rekuren
Pembedahan
Stress fisik
Imunisasi
Kehamilan
Saat setelah melahirkan
Macam reaksi:
Reaksi tipe 1(ok hipersensitivitas selular)
Episode inflamasi akut karena terjadi hipersensititas tipe lambat
Terjadi pada kusta borderline
Berhubungan dengan upgrading atau downgrading
Kadang disebut reaksi reversal
Mempunyai gambaran yang mengenai kulit, syaraf
Mempunyai gejala sistemik
Gejala pada reaksi kusta tipe I adalah perubahan lesi kulit, demam yang tidak begitu tinggi, gangguan konstitusi, gangguan saraf tepi, multiple small satellite skin makulopapular skin lesion dan nyeri pada tekan saraf. Reaksi kusta tipe I dapat dibedakan atas reaksi ringan dan berat.
Reaksi tipe 2(ok hipersensitivitas humoral)
Disebabkan karena pengendapan antigen antibodi kompleks
Terjadi pada kusta multibasiler
Disebut juga erythema nodusum leprosum. Eritema nodosum lepromatous (ENL), timbul nodul subkutan yang nyeri tekan dan meradang, biasanya dalam kumpulan. Setiap nodul bertahan selama satu atau dua minggu tetapi bisa timbul kumpulan nodul baru. Dapat terjadi demam, limfadenopati, dan athralgia.
Mempunyai lesi mengenai kulit dan syaraf
Ada gejala sistemik
Fenomena lucio(merupakan bentuk reaksi tipe 2 yang berat) Fenomena lucio berupa plak atau infiltrat difus, merah muda, bentuk tidak teratur, dan nyeri. Lesi lebih berat tampak lebih eritematosa, purpura, bula, terjadi nekrosis dan ulserasi yang nyeri. Lesi lambat sembuh dan terbentuk jaringan parut. Dari hasil histopatologi ditemukan nekrosis epidermal iskemik, odem, proliferasi endothelial pembuluh darah dan banyak basil M.leprae di endotel kapiler.
2. Seorang laki2 56 tahun datang dengan keluhan sesak nafas. Sesak nafas memberat saat aktifitas. Pasien mempunyai riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik. Pemeriksaan didapatkan tensi 170/110mmHg dan kardiomegali. Apakah keadaan yang paling mungkin menyebabkan kelainan jantung ini? a. Dilatasi ventrikel kiri b. Hipertrofi ventrikel kiri c. Hipertrofi atrioseptal ventrikel kiri d. Dilatasi dan hipertrofi ventrikel kiri e. Hipertrofi atrium dan ventrikel kiri
Jawaban : d. Dilatasi dan hipertrofi ventrikel kiri Pembahasan : Gagal jantung kongestif
Merupakan keadaan patofisiologik dimana “output” jantung tidak mencukupi kebutuhan tubuh, ditandai oleh aliran arterial yg rendah dan/atau stasis vena
Secara garis besar dibedakan menjadi 2 keadaan yg dpt menyebabkannya :
berkurangnya/hilangnya fungsi kontraktil -- disfungsi sistolik mis jejas miokardium iskemik
tekanan-volume sangat meningkat/ overloaded mis. Hipertensi, disfungsi katub, embolisme paru akut, hubungan kiri ke kanan kongenital
Perubahan-perubahan ok kompensasi/ CHF
Dilatasi ventrikel (memperbaiki kontraksi dg peregangan serabut otot menurut hukum Frankstarling)
Hipertrofi serabut otot
Pertambahan volume darah dengan retensi air dan garam
Takhikardia
Perubahan ini akhirnya merupakan tambahan beban pd fungsi jantung, dan kombinasi peny. jantung primer menyebabkan dilatasi yg melebihi titik peregangan optimal, sehingga terj. CHF
3. Seorang pria berusia 50 tahun sedang dirawat di RS dengan diagnosis infark miokard akut. Pada pemeriksaan fisik ditemukan BB 85 kg, TB 160 cm, TD 180/100 mmHg. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan GD puasa 105 mg/dL, kolesterol total 250 mg/dL, kolesterol LDL 150 mg/dL, kolesterol HDL 35 mg/dL. Saat akan pulang pasien dianjurkan untuk diet tinggi serat.
Apakah tujuan anjuran diet yang paling tepat ?
a. Memperlancar BAB b. Menghambat sintesis kolesterol c. Menghambat pengosongan lambung d. Menghambat absorpsi glukosa e. Meningkatkan sintesis HDL
Jawaban : b. Menghambat sintesis kolesterol Pembahasan : Mekanisme kerja serat dalam mencegah hiperlipidemia sebagai berikut:
Serat makanan yang dikonsumsi menurunkan daya cerna lemak atau sterol dalam saluran pencernaan, sehingga lemak yang tidak tercerna ini kemudian dikeluarkan melalui feses.
Serat makanan meningkatkan produksi dan penyerapan asam lemak rantai pendek khususnya propionate (akibat fermentasi serat oleh mikro flora usus besar). Propionat berperan penting dalam menurunkan kadar kolesterol serum dan menghambat sintesa kolesterol.
Serat makanan yang kental (viscous) dan makanan yang tinggi serat akan memperlambat penyerapan glukosa, sehingga level insulin darah yang rendah akan tepat terjaga. Peningkatan kadar insulin berkaitan dengan penyakit jantung koroner. Serat makanan akan memperlambat penyerapan nutrisi, dan dalam jangka waktu yang lama dapat merubah morfologi usus dan penyerapan lemak. Peningkatan jumlah dan tempat penyerapan lemak dapat merubah pola sekresi lipoprotein.
4. Seorang wanita berusia 30 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan batuk sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai dahak kental dan bercak darah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronki pada lapangan atas paru kanan. Diagnosis sementara adalah tuberkulosis paru. Untuk memastikan diagnosis tersebut dilakukan pemeriksaan foro toraks.
Apakah gambaran radiologik yang mungkin ditemukan ?
a. Hiperlusen avaskular b. Sinus kostofrenikus tumpul c. Hiperaerasi paru dengan diafragma letak rendah d. Bercak infiltrat dengan kalsifikasi pada apeks paru e. Perselubungan homogen di lapangan paru bawah
Jawaban : d. Bercak infiltrat dengan kalsifikasi pada apeks paru Pembahasan : Pemeriksaan Radiologi ( Foto rontgen) Gambaran khas pada penderita TB Paru adalah ditemukannya lesi apeks paru atau segmen apikal lobus atas atau bawah. Gambaran yang dapat dilihat pada foto tergantung stadium penyakit saat foto tersebut dibuat. Kelainan yang dijumpai pada rontgen thorak mungkin dapat disebabkan oleh tuberkulosis maupun sejumlah keadaan lain dan gambaran pada foto rontgen tidak selalu spesifik untuk TB Paru. Pada foto thorak PA dan lateral didapat gambaran foto thorak yang menunjang diagnosis TB, yaitu:
Bayangan lesi terletak dilapangan atas paru atau segmen apikal lobus bawah.
Bayangan berawan atau ber-bercak.
Adanya kavitas, tunggal dan ganda.
Kelainan bilateral terutama dilapangan atas paru.
Adanya kalsifikasi.
Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian.
Bayangan milier.
Gambaran radiologis TB paru Lokasi lesi TB umumnya di daerah apeks paru, dimana berkaitan dengan tingginya tegangan oksigen di apeks sehingga membantu kuman TB untuk tumbuh dengan baik, tetapi juga bisa mengenai lobus bawah.
TB paru memberikan gambaran bermacam-macam pada foto toraks :
Bercak-bercak infiltrat seperti awan dengan densitas rendah atau sedang dengan batas tidak tegas.
Lubang (kavitas) selalu berarti proses aktif kecuali bila lubang sudah sangat kecil, yang dinamakan lubang sisa (residual cavity).
Sarang seperti garis-garis (fibrotik) atau bintik-bintik kapur (kalsifikasi) yang biasanya menunjukkan bahwa proses telah tenang.
Sumber : Rasad S. 2005. Tuberkulosis Paru. Dalam : Rasad S, Ekayuda I, eds. Radiologi Diagnostik. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
5. Pasien wanita 18 thn,datang dengan keluhan diare 8 kali sejak 2 hari yll, konsistensi feses cair disertai lendir dan darah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak lemah, TD 100/60 mmHg, N 100x/mnt, RR 20x/mnt, dan suhu 36,8 derajat celcius.
Apakah penyebab diare pada kasus diatas?
a. Rotavirus b. Vibrio cholera c. Criptosporidium sp d. Entamoeba histolytica e. Enterotoxigenik E. Coli
Jawaban : d. Entamoeba histolytica Pembahasan :
Pendekatan klinis yang sederhana dan mudah adalah pembagian diare akut berdasarkan proses patofisiologi enteric infection, yaitu membagi diare akut atas mekanisme Inflamatory, Non inflammatory, dan Penetrating. (Tabel 1)
Inflamatory diarrhea akibat proses invasion dan cytotoxin di kolon dengan manifestasi sindroma Disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah (disebut juga Bloody diarrhea). Biasanya gejala klinis yang menyertai adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis ditemukan lendir dan/atau darah, secara mikroskopis didapati leukosit polimorfonuklear. Mikroorganisme penyebab seperti, E.histolytica, Shigella, Entero Invasive E.coli (EIEC),V.parahaemolitycus, C.difficile, dan C.jejuni.
Non Inflamatory diarrhea dengan kelainan yang ditemukan di usus halus bagian proksimal, Proses diare adalah akibat adanya enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah, yang disebut dengan Watery diarrhea. Keluhan abdominal biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak segera mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit. Mikroorganisme penyebab seperti, V.cholerae, Enterotoxigenic E.coli (ETEC), Salmonella.
Penetrating diarrhea lokasi pada bagian distal usus halus. Penyakit ini disebut juga Enteric fever, Chronic Septicemia, dengan gejala klinis demam disertai diare. Pada pemeriksaan tinja secara rutin didapati leukosit mononuclear. Mikrooragnisme penyebab biasanya S.thypi, S.parathypi A,B, S.enteritidis, S.cholerasuis, Y.enterocolitidea, dan C.fetus.
6. Pasien laki-laki berusia 27 tahun, datang dengan keluhan benjolan di kemaluan yang disertai dengan disertai nyeri. Pasien memiliki riwayat berhubungan seksual dengan pekerja seks komersial. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan sel-sel yang tersusun berderet rapi seperti rel kereta api.
Apakah diagnosis pada pasien ini?
a. Ulkus durum b. Ulkus molle c. Lymfogranuloma venerum d. Granuloma inguinale e. Herpes genital
Jawaban : - Pembahasan :
Ulkus durum khas pada sifilis dini disebabkan oleh T.pallidum Pem. Sediaan langsung Sekret uretra à dengan pewarnaan Gram à tampak kuman diplokokus Gram negatif berbentuk seperti biji kopi yang terletak intra/ekstra seluler Pem. Dengan biakan
Media transport : Stuart, Transgrow
Memakai media pertumbuhan Thayer Martin, spesimen diinokulasi à diletakkan dalam suhu 370C + mengandung CO23%à 24-48 jam à tumbuh koloni à pewarnaan gram
Ulkus molle disebabkan oleh Hemophyllus unna ducreyi Basil pendek Gram negatif, berukuran kecil, non motil, sering tampak bergerombol atau seperti rangkaian rantai, tidak berspora dan sulit dibiakan. Pemeriksaan dengan biakan dengan agar coklat yang disuburkan dalam Isovitalex dan Vancomicyn à 2-9 hari à koloni kecil warna kuning keabuan, non mukoid, translusen
Lymfogranuloma venerum disebabkan oleh Chlamydia Lymphogranulonatis, virus dari genus Chlamydia
Granuloma inguinale Etiologi : Calymmatobacterium granulomatis, suatu bakteri polimorf, kadang-kadang kokus, diplokokus, dan khas berbentuk seperti peniti Pem sediaan langsung à pengecatan Giemsa/Wright à Donovan’s body Pem. Histopatologi Pada pusat lesi, epidermis ditempati serum, fibrin dan leukosit pmn. Pada bagian tepi epidermis menebal. Terdapat infiltrasi granulomatosis padat. Makrofagyang berwarna pucat di atas granuloma
Herpes Genital Pemeriksaan tes Tzank dengan pewarnan Gimsa atau Wright à terlihat sel raksasa berinti banyak
Demikianlah artikel kami ini dengan judul yaitu Contoh Latihan Soal Uji Kompetensi Profesi Dokter dan Pembahasannya Part 39. Ayo ajak teman-teman lainnya belajar latihan soal-soal UKDI / UKMPPD bersama-sama dari blog ini dan lulus bareng-bareng. Terimakasih telah belajar dan berkunjung disini. Sampai jumpa lagi.