Soal Perangkat Desa : Bocoran Bahan Ujian Perangkat Desa 2019, Pelajari!!
Materi Ujian Perangkat Desa - Yapp, kembali lagi dengan soalprediksi.com. Kenapa di artikel ini admin membagikan materi tes perangkat desa? Jawabannya untuk menunjang kebutuhan artikel yang bisa membantu para peserta TES menjadi perangkat desa.
Soal - soal menyerupai prediksi sudah, pola soal perangkat desa juga sudah, jadi tinggal materinya aja sih yang belum.
Soal Perangkat Desa : Bocoran Materi Ujian Perangkat Desa 2019, PELAJARI!!
Materi ujian perangkat desa tergolong ke dalam 6 kategori. Seperti tes CPNS aja, banyak jenis soalnya. Di perangkat desa pun juga begitu, dan rincian pokoknya ialah sebagai berikut :
- Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
- Bahasa Indonesia
- Pemerintahan desa
- Pengetahuan umum
- Kepemimpinan
- dan pengetahuan ihwal desa terkait (biasanya dikeluarkan), menyerupai nama kepala desa, jumlah desa, jumlah kecamatan di kabupaten terkait.
Materi ujian perangkat desa disini sih inti pentingnya saja, yaitu segala hal yang berkaitan dengan desa (perangkat desa, kepala desa, sekretaris desa, peraturan desa, kelembagaan desa, dan lain - lainnya). Sobat bisa pribadi menyimaknya di bawah ini.
1. Pasal 18B ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat aturan watak beserta hak-hak tradisionanya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.
2. Definisi Desa berdasarkan UU No. 6 TH. 2014, Desa adalah desa dan desa watak atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, ialah kesatuan masyarakat aturan yang mempunyai batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Definisi Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, kiprah dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desanya dan melaksanakan kiprah dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
4. Definisi Perangkat Desa adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Desa yang bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan kiprah dan kewenangannya dan terdiri dari unsur sekretariat, unsur pelaksana kewilayahan dan unsur pelaksana teknis.
5. Definisi Sekertaris Desa adalah unsur staf, pelayanan dan tata perjuangan yang membantu pelaksanaan kiprah dan kewenangan Kepala Desa dan memimpin Sekertariat Desa.
6. Definisi Kepala Urusan adalah unsur dari Sekertariat Desa yang bertugas untuk membantu Sekertaris Desa.
7. Definisi Pelaksana Teknis Lapangan adalah perangkat Desa yang bertugas untuk membantu kiprah dan kewenangan Kepala Desa dalam kiprah operasional .
8. Definisi Pelaksana Kewilayahan adalah perangkat Desa yang berfungsi untuk membantu pelaksanaan kiprah dan kewenangan Kepala Desa dalam lingkup 1 (satu) wilayah yang disebut Dusun.
9. Kepala Dusun adalah unsur pembantu Kepala Desa di wilayah cuilan desa.
10. Unsur staf perangkat desa adalah pegawai yang diangkat oleh kepala desa untuk membantu tugas-tugas perangkat desa sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan desa .
11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa, adalah planning keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
12. Tokoh masyarakat adalah pemuka agama, wanita, cowok dan pemuka-pemuka masyarakat lainnya yang bertempat tinggal di desa yang bersangkutan dengan memperhatikan Peraturan Perundang-undangan .
13. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD atau yang disebut dengan nama lain adalah forum yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis .
14. Peraturan Desa adalah segala peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa sesudah di bahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
15. Peraturan Kepala Desa yaitu peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa yang bersifat mengatur dalam rangka melaksanakan Peraturan Desa dan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
16. Keputusan Kepala Desa yaitu keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Desa yang bersifat memutuskan dalam melaksanakan Peraturan Desa maupun Peraturan Kepala Desa.
17. RPJM Desa (Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa) adalah dukumen perencanaan pembangunan desauntuk periode 5 (lima) Tahun yang memuat klasifikasi dari visi,misi dan jadwal kepala desa yang penyusunannya berpedoman pada hasil musyawarah perencanaan pembangunan desa,kebijakan umum,dan jadwal satuan kerja.
18. Rencana kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) adalah dokumen perencanaan desa untuk periode 1 (satu) Tahun.
19. Anggaran Pendapatan dan belanja desa (APB Desa ) adalah planning keuangan tahunan pemerintah desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD ,yang ditetapkan dengan peraturan Desa.
20. Alokasi Dana Desa (ADD) adalah Dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk desa,yang bersumber dari cuilan dana perimbangan keuangan sentra dan kawasan yang diterima oleh kanupaten/kota.
21. Profil Desa adalah citra menyeluruh ihwal abjad desa yang mencakup data dasar keluarga,potensi sumberdaya alam,sumber daya manusia, kelembagaan,prasarana san sarana serta perkembangan kemajuan dan permaslahan yang dihadapi desa.
22. Tanah Desa adalah barang milik desa berupa tanah bengkok,kuburan,dan titisara.
23. Administrasi Desa adalah keseluruhan proses aktivitas pencatatan data dan info mengenai penyelenggaraan pemerintahan desa dalam buku manajemen umum,penduduk,keuangan,pembangunan,BPD dan lainya.
24. Administrasi Umum adalah aktivitas pencatatan data dan info mengenai aktivitas pemerintah desa pada buku manajemen umum.
25. Buku Administrasi penduduk adalah aktivitas pencatatan data dan info mengenai penduduk dan mutasi penduduk pada buku manajemen penduduk.
26. Admnistrasi keuangan adalah aktivitas pencatatan data dan info mengenai pengelolaan keuangan desa pada buku manajemen keuangan.
27. Admnistrasi pembangunan adalah aktivitas pencatatan data dan info pembangunan yang akan,sedang,dan telah dilaksnakan pada buku manajemen pembangunan.
28. Admnistrasi Badan permusyawaratan Desa (BPD) adalah aktivitas pencatatan data dan info BPD.
29. Admnistrasi lainya adalah jenis manajemen pemanis berdasarkan kebutuhan dan ditetapkan dengan peraturan bupati.
30. Potensi Desa adalah keseluruhan sumber daya yang dimiliki atau dipakai oleh desa baik sumberdaya manusia,sumber daya alam, dan kelembagaan maupun prasarana dan sarana untuk mendukung percepatan kesejahteraan masyarakat.
31. Tripologi Desa adalah kondisi spesifik kungulan potensi sumber daya alam ,sumber daya manusia, dan potensi kelembagaan serta potensi sarana prasarana dalam memilih arah pembangunan dan pelatihan masyarakat berdasarkan abjad keungulan komparatif dan kompetitif dari segi desa.
32. Swadaya Masyarakat adalah kemampuan dari suatu kelompok masyarakat dengan kesadaran dan inisitif sendiri mengadakan ihtiar kearah pemenuhan kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang yang dirasakan dalam kelompok masyarakat itu.
33. Gotong royong adalah bentuk kolaborasi impulsif dan sudah melembaga serta mengandung unsure-unsur timbale balik yang bersifat sukarela anatara warga desa,untuk memenuhi kebutuhan yang insidentil maupun kelangsungan dalam rangka meningkatkan kesehateraan bersama ,baik material maupun spiritual.
34. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari pemerintah kawasan kepada pemerintah desa,antar pemerintah desa,atau dari pemerintah pusat/daerah kepada pihak lain tanpa memperoleh pengantian.
35. Sewa adalah pemanfaatan kekayaan desa oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan imbalan tunai.
36. Pemberdayaan yaitu upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
37. Partisipatif adalah keikutsertaan dan keterlibatan masyarakatsecara aktif dalam proses pembangunan.
38. Akuntabel yaitu setiap proses dan tahapan aktivitas pembangunan sanggup dipertanggungjawabkan dengan benar ,baik pada pemerintah di desa maupun kepada masyarakat.
39. Kerjasama desa adalah suatu rangkaian aktivitas yang terjadi lantaran ikatan formal antar desa atau desa dengan pihak ketiga untuk tolong-menolong melaksanakan aktivitas perjuangan ,guna mencapai tujuan tertentu.
40. Cermat yaitu data yang diperoleh cukup obyektif ,teliti,dapat dipercaya,dan menampung aspirasi masyarakat.
41. Kewenangan Desa :
a. kewenangan berdasarkan hak asal usul;
b. kewenangan lokal berskala Desa;
c. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemda Provinsi, atau Pemda Kabupaten/Kota; dan
d. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemda Provinsi, atau Pemda Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
42. Pendapatan orisinil Desa
• Bagi Hasil Pajak ( paling sedikit 10% )
• Bagi Hasil Retribusi ( Proporsional)
• Bagian dana Perimbangan Pusat dan Daerah Paling sedikit 10 % (ADD= 10% X (DAU – BP) )
• Bantuan Keuangan dari Pemerintah,Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten .
• Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yg tidak mengikat
43. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang sanggup dinilai dengan uang, serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang bekerjasama dengan pelaksanaan hak dan kewajiban menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan, dan pengelolaan Keuangan Desa.
44. Asaz Pengelolaan Keuangan Desa berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
45. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan aktivitas yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa.
46. Perencanaan Pembangunan Desa : proses tahapan aktivitas yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa.
47. Musyawarah perencanaan Pembangunan Desa memutuskan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota.
48. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah sebuah perusahaan yang dikelola oleh masyarakat desa,yang kepengurusannya terpisah dari pemerintah desa.
49. Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul:
a. sistem organisasi perangkat Desa;
b. sistem organisasi masyarakat adat;
c. pelatihan kelembagaan masyarakat;
d. pelatihan forum dan aturan adat;
e. pengelolaan tanah kas Desa;
f. pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik Desa yang memakai sebutan setempat;
g. pengelolaan tanah bengkok;
h. pengelolaan tanah pecatu;
i. pengelolaan tanah titisara; dan
j. pengembangan kiprah masyarakat Desa
50. Kriteria kewenangan lokal skala desa :
• kewenangan yang mengutamakan aktivitas pelayanan dan pemberdayaan masyarakat;
• kewenangan yang mempunyai lingkup pengaturan dan aktivitas hanya di dalam wilayah dan masyarakat Desa yang mempunyai efek internal Desa;
• kewenangan yang berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan sehari-hari masyarakat Desa;
• aktivitas yang telah dijalankan oleh Desa atas dasar prakarsa Desa;
• jadwal aktivitas pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dan pihak ketiga yang telah diserahkan dan dikelola oleh Desa; dan
• kewenangan lokal berskala Desa yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan ihwal pembagian kewenangan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
51. Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa dipakai dengan ketentuan:
a. paling sedikit 70% (tujuh puluh per seratus) dari jumlah anggaran belanja Desa dipakai untuk mendanai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pelatihan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa; dan
b. paling banyak 30% (tiga puluh per seratus) dari jumlah anggaran belanja Desa dipakai untuk:
1. penghasilan tetap dan tunjangan kepala Desa dan perangkat Desa;
2. operasional pemerintahan Desa;
3. tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa; dan
4. insentif rukun tetangga dan rukun warga
52. Perubahan Peraturan Desa ihwal APBDes disebabkan atas :
– keadaan yang menimbulkan sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun sebelumnya harus dipakai dalam tahun berjalan;
– terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa pada tahun berjalan; dan/atau
– terjadi kejadian khusus, menyerupai tragedi alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan;
– perubahan fundamental atas kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
53. Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa, mempunyai kewenangan:
a. memutuskan kebijakan ihwal pelaksanaan APBDesa;
b. memutuskan PTPKD;
c. memutuskan petugas yang melaksanakan pemungutan penerimaan desa;
d. menyetujui pengeluaran atas aktivitas yang ditetapkan dalam APBDesa;
e. melaksanakan tindakan yang menjadikan pengeluaran atas beban APBDesa.
54. Sekretaris bertindak selaku koordinator pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa, bertugas :
a. menyusun dan melaksanakan Kebijakan Pengelolaan APBDesa;
b. menyusun Rancangan Peraturan Desa ihwal APBDesa, perubahan APBDesa dan pertanggung tanggapan pelaksanaan APBDesa;
c. melaksanakan pengendalian terhadap pelaksanaan aktivitas yang telah ditetapkan dalam APBDesa;
d. menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa; dan
e. melaksanakan verifikasi terhadap bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran APBDesa.
55. Bendahara mempunyai tugas:
1. menerima,
2. menyimpan,
3. menyetorkan/membayar,
4. menatausahakan, dan
5. mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan desa dalam rangka pelaksanaan APBDesa.
• Bagian dana Perimbangan Pusat dan Daerah Paling sedikit 10 % (ADD= 10% X (DAU – BP) )
• Bantuan Keuangan dari Pemerintah,Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten .
• Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yg tidak mengikat
43. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang sanggup dinilai dengan uang, serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang bekerjasama dengan pelaksanaan hak dan kewajiban menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan, dan pengelolaan Keuangan Desa.
44. Asaz Pengelolaan Keuangan Desa berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
45. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan aktivitas yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa.
46. Perencanaan Pembangunan Desa : proses tahapan aktivitas yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa.
47. Musyawarah perencanaan Pembangunan Desa memutuskan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota.
48. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah sebuah perusahaan yang dikelola oleh masyarakat desa,yang kepengurusannya terpisah dari pemerintah desa.
49. Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul:
a. sistem organisasi perangkat Desa;
b. sistem organisasi masyarakat adat;
c. pelatihan kelembagaan masyarakat;
d. pelatihan forum dan aturan adat;
e. pengelolaan tanah kas Desa;
f. pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik Desa yang memakai sebutan setempat;
g. pengelolaan tanah bengkok;
h. pengelolaan tanah pecatu;
i. pengelolaan tanah titisara; dan
j. pengembangan kiprah masyarakat Desa
50. Kriteria kewenangan lokal skala desa :
• kewenangan yang mengutamakan aktivitas pelayanan dan pemberdayaan masyarakat;
• kewenangan yang mempunyai lingkup pengaturan dan aktivitas hanya di dalam wilayah dan masyarakat Desa yang mempunyai efek internal Desa;
• kewenangan yang berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan sehari-hari masyarakat Desa;
• aktivitas yang telah dijalankan oleh Desa atas dasar prakarsa Desa;
• jadwal aktivitas pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dan pihak ketiga yang telah diserahkan dan dikelola oleh Desa; dan
• kewenangan lokal berskala Desa yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan ihwal pembagian kewenangan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
51. Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa dipakai dengan ketentuan:
a. paling sedikit 70% (tujuh puluh per seratus) dari jumlah anggaran belanja Desa dipakai untuk mendanai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pelatihan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa; dan
b. paling banyak 30% (tiga puluh per seratus) dari jumlah anggaran belanja Desa dipakai untuk:
1. penghasilan tetap dan tunjangan kepala Desa dan perangkat Desa;
2. operasional pemerintahan Desa;
3. tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa; dan
4. insentif rukun tetangga dan rukun warga
52. Perubahan Peraturan Desa ihwal APBDes disebabkan atas :
– keadaan yang menimbulkan sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun sebelumnya harus dipakai dalam tahun berjalan;
– terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa pada tahun berjalan; dan/atau
– terjadi kejadian khusus, menyerupai tragedi alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan;
– perubahan fundamental atas kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
53. Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa, mempunyai kewenangan:
a. memutuskan kebijakan ihwal pelaksanaan APBDesa;
b. memutuskan PTPKD;
c. memutuskan petugas yang melaksanakan pemungutan penerimaan desa;
d. menyetujui pengeluaran atas aktivitas yang ditetapkan dalam APBDesa;
e. melaksanakan tindakan yang menjadikan pengeluaran atas beban APBDesa.
54. Sekretaris bertindak selaku koordinator pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa, bertugas :
a. menyusun dan melaksanakan Kebijakan Pengelolaan APBDesa;
b. menyusun Rancangan Peraturan Desa ihwal APBDesa, perubahan APBDesa dan pertanggung tanggapan pelaksanaan APBDesa;
c. melaksanakan pengendalian terhadap pelaksanaan aktivitas yang telah ditetapkan dalam APBDesa;
d. menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa; dan
e. melaksanakan verifikasi terhadap bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran APBDesa.
55. Bendahara mempunyai tugas:
1. menerima,
2. menyimpan,
3. menyetorkan/membayar,
4. menatausahakan, dan
5. mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan desa dalam rangka pelaksanaan APBDesa.
56. Klasifikasi Belanja Desa, terdiri atas kelompok:
a. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
b. Pelaksanaan Pembangunan Desa;
c. Pembinaan Kemasyarakatan Desa;
d. Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan
e. Belanja Tak Terduga.
57. Pembiayaan Desa, mencakup semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
58. SILPA adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. Terjadinya SiLPA antara lain pelampauan penerimaan pendapatan terhadap belanja, penghematan belanja, dan sisa dana aktivitas lanjutan.
59. Perubahan Peraturan Desa ihwal APB Desa sanggup dilakukan apabila terjadi:
a. keadaan yang menimbulkan harus dilakukan pergeseran antar jenis belanja;
b. keadaan yang menimbulkan sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun sebelumnya harus dipakai dalam tahun berjalan;
c. terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa pada tahun berjalan; dan/atau
d. terjadi kejadian khusus, menyerupai tragedi alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan;
e. perubahan fundamental atas kebijakan Pemerintah dan Pemda
60. Struktur Prganisasi Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu oleh Perangkat Desa. Perangkat Desa sebagaimana tersebut diatas terdiri atas :
a) Sekretariat Desa;
b) Pelaksana Kewilayahan;dan
c) Pelaksana Teknis.
61. Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan Sekretariat Desa. Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang manajemen pemerintahan mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan urusan ketatausahaan menyerupai tata naskah, manajemen surat menyurat, arsip, dan ekspedisi.
a. Melaksanakan urusan umum menyerupai penataan manajemen perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum.
b. Melaksanakan urusan keuangan menyerupai pengurusan manajemen keuangan, manajemen sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi manajemen keuangan, dan admnistrasi penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan forum pemerintahan desa lainnya.
c. Melaksanakan urusan perencanaan menyerupai menyusun planning anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan, melaksanakan monitoring dan penilaian program, serta penyusunan laporan.
d. Melaksanakan buku manajemen desa sesuai dengan bidang kiprah Sekretaris Desa atau sesuai dengan Keputusan Kepala Desa.
e. Melaksanakan kiprah lain yang diberikan oleh Kepala Desa dan Pemerintah yang lebih tinggi.
62. Kepala urusan tata perjuangan dan umum berkedudukan sebagai unsur staf secretariat bertugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan pelayanan manajemen pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan :
a. melaksanakan urusan ketatausahaan menyerupai tata naskah dinas;
b. melaksanakan manajemen surat menyurat;
c. melaksanakan arsiparis dan ekspedisi pemerintahan desa;
d. melaksanakan penataan manajemen Perangkat Desa;
e. penyediaan prasarana Perangkat Desa dan Kantor;
f. penyiapan rapat-rapat;
g. pengadministrasian aset desa;
h. pengadministrasian inventarisasi desa;
i. Pengadministrasian perjalanan dinas;
j. Melaksanakan pelayanan umum;
k. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
63. Kepala urusan keuangan berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat.Kepala urusan keuangan bertugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan pelayanan manajemen pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan di bidang keuangan dan berfungsi :
1) pengurusan manajemen keuangan Desa;
2) pengurusan manajemen sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran Desa;
3) melaksanakan verifikasi manajemen keuangan Desa;
4) melaksanakan manajemen penghasilan Kepala Desa;
5) melaksanakan manajemen penghasilan Perangkat Desa;
6) melaksanakan manajemen penghasilan BPD;
7) melaksanakan manajemen penghasilan forum Pemerintahan Desa lainnya;
8) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
64. Kepala seksi pemerintahan berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis di bidang pemerintahan. Kepala seksi pemerintahan bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana kiprah operasional di bidang pemerintahan dengan fungsi :
a) melaksanakan manajemen tata praja Pemerintahan Desa;
b) menyusun rancangan regulasi desa;
c) melaksanakan pelatihan dilema pertanahan;
d) melaksanakan pelatihan ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa;
e) melaksanakan upaya pertolongan masyarakat Desa;
f) melaksanakan pelatihan dilema kependudukan;
g) melaksanakan penataan dan pengelolaan wilayah Desa;
h) melaksanakan pendataan dan pengelolaan Profil Desa;
i) melaksanakan kiprah – kiprah kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
65. Kepala seksi kesejahteraan berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis di bidang kesejahteraan. Kepala seksi kesejahteraan bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana kiprah operasional di bidang kesejahteraan dengan fungsi :
a) melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana perdesaan;
b) melaksanakan pembangunan bidang pendidikan;
c) melaksanakan pembangunan bidang kesehatan;
d) melaksanakan kiprah sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang sosial budaya;
e) melaksanakan kiprah sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang ekonomi;
f) melaksanakan kiprah sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang politik;
g) melaksanakan kiprah sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang lingkungan hidup;
h) melaksanakan kiprah sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang pemberdayaan keluarga;
i) melaksanakan kiprah sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang pemuda, olah raga dan karang taruna;
j) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
66. Kepala seksi pelayanan berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis di bidang pelayanan. Kepala seksi pelayanan bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana kiprah operasional di bidang pelayanan dan mempunyai fungsi :
a) melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat Desa;
b) meningkatkan upaya partisipasi masyarakat Desa;
c) melaksanakan pelestarian nilai sosial budaya masyarakat Desa;
d) melaksanakan pelestarian nilai sosial budaya, keagamaan dan ketenagakerjaan masyarakat Desa;
e) melaksanakan pekerjaan teknis pelayanan nikah, talak, cerai dan rujuk;
f) melaksanakan pekerjaan teknis urusan kelahiran dan kematian;
g) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
67. Kepala Dusun berkedudukan sebagai unsur satuan kiprah kewilayahan yang bertugas membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya di wilayahnya.Kepala Dusun mempunyai fungsi :
a) Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya pertolongan masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan dan pengelolaan wilayah.
b) Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.
c) Melaksanakan pelatihan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya.
d) Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
e) Pelaksanaan kiprah lain yang diberikan oleh Kepala Desa.
68. Definisi Monografi Desa sebagaimana Permendagri Nomor 13 Tahun 2012 ialah himpunan datayang dilaksanakan oleh pemerintah desa yang tersusun secara sistematis ,lengkap,akurat,dan terpadu dalam penyelenggaraan pemerintahan.
69. Batas Desa adalah batas wilayah yuridiksi pemisah wilayah penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan suatu desa dengan desa lain.
70. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari flora atau bukan flora baik sintetis maupun semi sintetis yang sanggup me nyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran hilangnya rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri dan sanggup menimbul kan ketergantungan.
Demikian artikel tentang Soal Perangkat Desa : Bocoran Materi Ujian Perangkat Desa 2019, PELAJARI!!. Semoga bermanfaat