Makalah Ilmu Sosial Dasar & Ilmu Budaya Dasar
MAKALAHILMU SOSIAL DASAR & ILMU BUDAYA DASAR“Ilmu pengetahuan, Teknologi dan kemiskinan”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seharsuatu proses pemikiran dan analisis yang rasional, sistimatik, logik dan konsisten. Hasilnya dari ilmu pengetahuan sanggup dibuktikan dengan percobaan yang transparan dan objektif. Ilmu pengetahuan mempunyai spektrum analisis amat luas, misalnya pada ilmu-ilmu: fisika, kimia, kedokteran, pertanian, rekayasa, bioteknologi, dan sebagainya.” “ Ilmu pengetahuan” lazim digunakan dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagamanakah Proses Ilmu Pengetahuan ?
2. Bagamanakah Proses Teknologi ?
3. Apa saja Penyebab Terjadinya Kemiskinan ?
4. Bagaimanakah Proses Individu, Keluarga Dan Masyarakat ?
5. Bagaimanakah Proses Masyarakat ?
C. Tujuan Masalah
Tujuan dari karya ilmiah ini yakni bagaimana mahasiswa sanggup memahami dan mengerti wacana Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan.
BAB II
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, KEMISKINAN
A. Ilmu Pengetahuan
Seharsuatu proses pemikiran dan analisis yang rasional, sistimatik, logik dan konsisten. Hasilnya dari ilmu pengetahuan sanggup dibuktikan dengan percobaan yang transparan dan objektif. Ilmu pengetahuan mempunyai spektrum analisis amat luas, misalnya pada ilmu-ilmu: fisika, kimia, kedokteran, pertanian, rekayasa, bioteknologi, dan sebagainya.” “ Ilmu pengetahuan” lazim digunakan dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana lantaran majemuk pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang sanggup diinderai dan sanggup merangsang budi. Dan oleh Bacon & David Home pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin. Menurut Imanuel Kant pengehuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Dari banyak sekali macam pandangan wacana pengetahuan diperoleh sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi, pengalaman, sintesis budi, atau mencurigai lantaran tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.[1]
Untuk menunjukan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
1. Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu
2. Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan
3. Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi mudah dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
Di kalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa “ilmu” itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dalam pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/ logis, empiris, umum dan akumulatif. Sedangkan dalam memperlihatkan pengertian pada “pengetahuan”, Bacon dan David Home, menyatakan pengetahuan sebagai pengalaman indera dan bathin, Immanuel Kant menyatakan bahwa pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman, sedangkan teori Phyrro menjelaskan bahwa tidak ada kepastian dalam pengetahuan.
Dari pandangan diatas, kita memperoleh sumber-sumber pengetahuan yaitu : ide, kenyataan, kegiatan logika budi, pengalaman atau mencurigai lantaran tidak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti. Sedangkan secara umum, sanggup diartikan bahwa pengetahuan yakni kesan dalam pemikiran insan sebagai hasil penggunaan panca inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan, dan penerangan-penerangan yang keliru.
Dari pandangan diatas, kita memperoleh sumber-sumber pengetahuan yaitu : ide, kenyataan, kegiatan logika budi, pengalaman atau mencurigai lantaran tidak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti. Sedangkan secara umum, sanggup diartikan bahwa pengetahuan yakni kesan dalam pemikiran insan sebagai hasil penggunaan panca inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan, dan penerangan-penerangan yang keliru.
Dari pengertian ilmu dan pengetahuan di atas, sanggup dikatakan bahwa ilmu pengetahuan yakni pengetahuan yang tersusun dengan sistematis dengan memakai kekuatan pemikiran, yang selalu sanggup diperiksa dan dikontrol dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.
Unsur pokok dalam suatu ilmu pengetahuan yakni :
1. Pengetahuan, sebagaimana pengertian di atas.
2. Tersusun secara sistematis. Tidak semua pengetahuan merupakan ilmu, hanyalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis saja yang merupakan ilmu pengetahuan. Sistematik berarti urutan-urutan strukturnya tersusun sebagai suatu kebulatan. Sehingga akan terperinci tergambar apa yang merupakan garis besar dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Sistem tersebut yakni sistem konstruksi yang aneh dan teratur. Artinya, setiap kepingan dari suatu keseluruhan sanggup dihubungkan satu dengan lainnya. Abstrak berarti bahwa konstruksi tersebut hanya ada dalam pikiran, sehingga tidak sanggup diraba ataupun dipegang. Ilmu pengetahuan harus bersifat terbuka artinya sanggup ditelaah kebenarannya oleh orang lain.
3. Menggunakan pemikiran yaitu memakai logika sehat. Pengetahuan didapatkan melalui kenyataan dengan melihat dan mendengar serta melalui alat-alat komunikasi.
4. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau masyarakat umum.
Ilmu pengetahuan harus sanggup dikemukakan, harus diketahui oleh umum sehingga sanggup diperiksa dan dikontrol umum yang mungkin berbeda pemahamannya.
Dari sudut penerapannya, ilmu pengetahuan dibedakan antara ilmu pengetahuan murni dan ilmu pengetahuan terapan. Ilmu pengetahuan murni bertujuan membentuk dan membuatkan ilmu pengetahuan secara aneh untuk mempertinggi mutunya. Ilmu pengetahuan terapan bertujuan memakai dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut ke dalam masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
Dari sudut penerapannya, ilmu pengetahuan dibedakan antara ilmu pengetahuan murni dan ilmu pengetahuan terapan. Ilmu pengetahuan murni bertujuan membentuk dan membuatkan ilmu pengetahuan secara aneh untuk mempertinggi mutunya. Ilmu pengetahuan terapan bertujuan memakai dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut ke dalam masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
Dalam kehidupan di dunia ini, insan tidak akan pernah lepas dari keterkaitan dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan. Sebagai fithrah yang membedakan insan dengan makhluk yang lain yakni adanya logika pikiran insan yang menjadi dasar munculnya ilmu pengetahuan. Dalam hidup ini, insan selalu memakai ilmu pengetahuan untuk mempermudah kegiatan mereka. Ilmu pengetahuan selain tersusun secara sistematis dengan memakai kekuatan pemikiran juga harus mengandung nilai etis dan moral. Yaitu bermakna, berarti atau mempunyai kegunaan bagi kehidupan manusia.
Pemanfaatan ilmu pengetahuan hendaknya didasari pada hal-hal yang asasi, untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Ilmu pengetahuan yang tidak dilandasi dengan adab dan moral hanya akan membawa penderitaan bagi orang lain. Karenanya, alangkah sangat bijaksana apabila insan sanggup memanfaatkan ilmunya untuk mempelajari banyak sekali tanda-tanda atau insiden yang mempunyai manfaat bagi manusia.
Dunia modern dikala ini tidak bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah, alasannya insan hidup dalam satu dunia, hasil ilmu pengetahuan harus membawakan manfaat bagi kehidupan insan bukan penderitaan. Manusia dalam pekerjaan ilmiah tidak hanya bekerja dengan logika budi saja, melainkan dengan seluruh eksistensinya dengan seluruh keberadaannya, dengan hatinya dan dengan panca inderanya. Sehingga insan dalam mengambil keputusannya, menciptakan pilihannya terlebih dahulu mendapatkan pertimbangan dengan pedoman agama, nilai adab dan norma kesusilaan. Konteks ilmu dengan pedoman agama dalam rangka meningkatkan ilmuwan itu sendiri sejajar dengan orang yang beriman pada derajat yang tinggi, sebagai pemegang amanat khalifah di muka bumi.
Ilmu pengetahuan intinya mempunyai tiga komponen penyangga badan pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi badan ilmu pengetahuan. Ontologis sanggup diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan. Komponen aksiologis yakni asas memakai ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan materi dalam penelitian, meliputi objek material sebagai materi yang menadi tujuan penelitian bundar dan utuh, serta objek formal, yaitu sudut pandangan yang mengarah kepada problem yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan menunjukan dengan cara berpikir analitis, sistesis, induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari banyak sekali hal yang merupakan pengingkaran.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diharapkan perilaku yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak sanggup diubah maupun terhadap indera dam budi yang dipakai untuk mencapai ilmu
4. Merasa niscaya bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana lantaran majemuk pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang sanggup diinderai dan sanggup merangsang budi. Dan oleh Bacon & David Home, pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin. Menurut Imanuel Kant, pengehuan merupakan persatuan aara budi dan pengalaman.
Dari banyak sekali macam pandangan wacana pengetahuan diperoleh sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi, pengalaman, sintesis budi, atau mencurigai lantaran tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti. Untuk menunjukan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu.
Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan. dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi mudah dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
B. Teknologi
Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat insan yaitu kepingan dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi, berdasarkan Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan dekat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita wacana dunia kasatmata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, wacana materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.
Makna Teknologi, berdasarkan Capra (2004, 106) menyerupai makna ‘sains’, telah mengalami perubahan sepanjang sejarah. Teknologi, berasal dari literatur Yunani, yaitu technologia, yang diperoleh dari asal kata techne, bermakna wacana seni. Ketika istilah itu pertama kali dipakai dalam bahasa Inggris di kurun ketujuh belas, maknanya yakni pembahasan sistematis atas ‘seni terapan’ atau pertukangan, dan berangsur-angsur artinya merujuk pada pertukangan itu sendiri. Pada kurun ke-20, maknanya diperluas untuk meliputi tidak hanya alat-alat dan mesin-mesin, tetapi juga metode dan teknik non-material. Yang berarti suatu aplikasi sistematis pada teknik maupun metode. Sekarang sebagian besar definisi teknologi, lanjut Capra (2004, 107) menekankan hubungannya dengan sains. Ahli sosiologi Manuel Castells menyerupai dikutip Capra (2004, 107) mendefinisikan teknologi sebagai ‘kumpulan alat, aturan dan mekanisme yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam cara yang memungkinkan pengulangan.[2]
v Fenomena teknik pada masyarakat
Fenomena teknik pada masyarakat teknik, berdasarkan Sastrapratedja (1980) mempunyai ciri-ciri sebagia berikut :
1. Rasionalistas, artinya tindakan impulsif oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
2. Artifisialitas, artinya selalu menciptakan sesuatu yang buatan tidak alamiah
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik bisa mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan sanggup menguasai kebudayaan
7. Otonomi artinya teknik berkembang berdasarkan prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang berkembang denan pesat meliputi banyak sekali bidang kehidupan manusia.
Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
1. Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik bisa menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, bisa mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
2. Teknik meliputi bidang organisasional menyerupai administrasi, pemerintahan, manajemen, aturan dan militer
3. Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, insan semakin harus mengikuti keadaan dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi insan yang bebas dari dampak teknik.
Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan (body ofknowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of arts ) yang mengandung pengetian bekerjasama dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana banyak sekali sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional meliputi penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknoogi sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu yakni merode sistematis untuk mencapai tujuan insani (Eugene Stanley, 1970).
Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai hal impersonal dan mempunyai otonomi mengubah setiap bidang kehidupan insan menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul “the technological society” (1964) tidak menyampaikan teknologi tetapi teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik dipakai tidak hanya untuk mesin, teknologi atau mekanisme untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memperlihatkan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang kegiatan manusia. Kaprikornus teknologi penurut Ellul yakni banyak sekali usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang distandarisasi dan diperhingkan sebelumnya.
Teknologi yang berkembang denan pesat meliputi banyak sekali bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
1. Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik bisa menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, bisa mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
2. Teknik meliputi bidang organisasional menyerupai administrasi, pemerintahan, manajemen, aturan dan militer
3. Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, insan semakin harus mengikuti keadaan dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi insan yang bebas dari dampak teknik.
Menurut Walter Buckingham yang dimaksud dengan teknologi yakni ilmu pengetahuan yang diterapkan ke dalam seni industri, oleh karenanya meliputi alat-alat yang memungkinkan terlaksananya efisiensi kerja berdasarkan keragaman kemampuan.
Atau berdasarkan pengertian lain, teknologi yakni pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada.Kalau ilmu dasar bertujuan untuk mengetahui lebih banyak dan memahami lebih mendalam wacana alam semesta dengan isinya, teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah mudah serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi manusia. Hubungan ilmu pengetahuan dengan teknologi sering diungkapkan sebagai berikut :
Ilmu tanpa teknologi yakni steril dan teknologi tanpa ilmu yakni statis (Ilmu tanpa teknologi tidak berkembang dan teknologi tanpa ilmu tidak berakar.
Teknologi, selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah pelaksanaan kegiatan dalam hidup, juga mempunyai banyak sekali dampak negatif kalau tidak dimanfaatkan secara baik.
Ilmu tanpa teknologi yakni steril dan teknologi tanpa ilmu yakni statis (Ilmu tanpa teknologi tidak berkembang dan teknologi tanpa ilmu tidak berakar.
Teknologi, selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah pelaksanaan kegiatan dalam hidup, juga mempunyai banyak sekali dampak negatif kalau tidak dimanfaatkan secara baik.
Contoh masalah jawaban perkembangan teknologi yakni kesempatan kerja yang semakin kurang sementara angkatan kerja makin bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang berlebihan dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan datang.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang sanggup dibeda-bedakan, tetapi tidak sanggup dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional menyerupai kemiskinan.
Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai hal impersonal dan mempunyai otonomi mengubah setiap bidang kehidupan insan menjadi lingkup teknis. bang berdasarkan prinsip-prinsip sendiri.
C. Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar menyerupai masakan , pakaian , daerah berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan sanggup disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya kanal terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam banyak sekali cara. Pemahaman utamanya mencakup:
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya meliputi kebutuhan pangansehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
Gambaran wacana kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, lantaran hal ini meliputi masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran wacana kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politikdan ekonomi di seluruh dunia. kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif insan untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang dialaminya.
Kesemuanya sanggup tersimpul dalam barang dan jasa dan tertuangkan dalam nilai uang sebgai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan
Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak mempunyai factor-faktor produksi sendiri menyerupai tanah, modal, ketrampilan. Dll
2. Tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, menyerupai untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak hingga taman SD
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Kemiskinan intinya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang. Kemiskinan yang dimaksud yakni kemiskinan dalam bidang ekonomi. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok menyerupai pangan, pakaian dan daerah berteduh.Atau dengan pendapat lain, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
Kemiskinan bukanlah suatu yang terwujud dengan sendiri terlepas dari aspek-aspek lainnya, tetapi kemiskinan itu terwujud sebagai hasil interaksi antara banyak sekali aspek yang ada dalam kehidupan manusia. Terutama aspek sosial dan aspek ekonomi. Aspek sosial yakni adanya ketidaksamaan sosial di antara sesama warga masyarakat yang bersangkutan, menyerupai perbedaan suku bangsa, ras, kelamin, usia yang bersumber dari corak sistem pelapisan yang ada dalam masyarakat. Sedangkan aspek ekonomi yakni adanya ketidaksamaan di antara sesama warga masyarakat dalam hak dan kewajiban yang berkenaan dengan pengalokasian sumber-sumber daya ekonomi.
Sementara itu pembagian terstruktur mengenai atau penggolongan seseorang atau masyarakat dikatakan miskin ditetapkan dengan memakai tolak ukur utama, yaitu :
Sementara itu pembagian terstruktur mengenai atau penggolongan seseorang atau masyarakat dikatakan miskin ditetapkan dengan memakai tolak ukur utama, yaitu :
Tingkat pendapatan. Misalkan saja di Indonesia, tingkat pendapatan dipakai ukuran kerja waktu sebulan. Dengan adanya tolak ukur ini, maka jumlah dan siapa yang tergolong dalam orang miskin sanggup diketahui. Atau dengan memakai batas minimal jumlah kalori yang dikonsumsi, yang diambil persamaannya dalam kg beras.
Kebutuhan relatif per keluarga. Dibuat berdasarkan atas kebutuhan minimal yang harus dipenuhi dalam sebuah keluarga biar sanggup melangsungkan kehidupannya secara sederhana tetapi memadai sebagai warga masyarakat yang layak.
Jika dikaitkan dengan kemakmuran, maka ada dua persepsi masyarakat yang cukup berlawanan wacana hal ini. Persepsi pertama yakni yang berpikir rasional dan eksak. Bahwa kemakmuran seseorang diukur dengan jumlah serta nilai bahan-bahan dan barang-barang yang dimiliki atau dikuasai untuk memelihara dan menikmati hidupnya. Semakin banyak jumlah dan makin tinggi nilainya, maka akan makin tinggi taraf kemakmuran hidupnya. Sedangkan persepsi kedua yakni pandangan masyarakat umum, terutama pedesaan. Mereka beranggapan bahwa kemakmuran tidaklah berbeda dengan kebahagiaan. Seseorang akan merasa makmur bila sudah ada keserasian antara keinginan-keinginan dan keadaan materil atau sosial yang dimiliki atau dikuasainya. Karenanya mereka selalu berusaha untuk menyeimbangkan antara harapan dan keadaan materinya. Jika harapan mereka berlebih, sementara keadaan materil mereka tidak mencukupi maka mereka harus mengurangi harapan yang ada. Begitu juga sebaliknya.
Usaha memerangi kemiskinan sanggup dilakukan dengan cara memperlihatkan pekerjaan yang memperlihatkan pendapatan yang layak kepada orang-orang miskin. Karena dengan cara ini bukan hanya tingkat pendapatan yang dinaikkan, tetapi harga diri sebagai insan dan sebagai warga masyarakat sanggup dinaikkan menyerupai warga lainnya. Dengan lapangan kerja sanggup memperlihatkan kesempatan kepada mereka untuk bekerja dan merangsang banyak sekali kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi lainnya.
D. Individu, Keluarga Dan Masyarakat
a. Individu
Kata’’ individu’’berasal dari kata individuum, artinya yang tak terbagi.dalam bahasa inggris induvidu berasal dari kata in dan dividu.kata in yakni tidak dan kata individu yakni terbagi .jadi indipidu yakni perseorangan yang tidak terbagi.
Pengertian Individu seorang insan tidak hanya mempunyai peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta rujukan tingkah laris spesifik dirinya.b.Pengertian Pertumbuhan berdasarkan pendapat aliran psikologi Gestalt, pertumbuhan yakni proses perubahan secara perlahan-lahan pada insan dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan gres kemudian mengenal kepingan bagian dari lingkungan yang ada.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Pada garis besarnya sanggup digolongkan menjadi 3 yaitu :
a) Pendirian nativistik (faktor yang dibawa semenjak lahir).
b) Pendirian enviromentalistik (menolak dasar pertumbuhan individu dan lebih menekankan pada lingkungan).
c) Pendirian konvergensi (menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan sanggup memilih pertumbuhan individu).
2. Tahap Pertumbuhan Individu Berdasarkan Psikologi
a) Masa Vital : 0 hingga kira kira 2 tahun.
b) Masa Estetik : dari 2 tahun hingga 7 tahun.
c) Masa Intelektual : dari 7 tahun hingga 13/14 tahun.
d) Masa Sosial : 13/14 hingga 20/21 tahun.
b. Keluarga
Keluargaberasal dari bahasa sansekerta kula dan warga yang berarti angota kelompok kerabad.jadi keluarga yakni unit kesatuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga yakni suatu unit terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang mempunyai ikatan perkawinan dan aliran dara.. sebagai kelompok pertama yang dikenal individu sangat besar lengan berkuasa secara eksklusif terhadap perkembangan individu sebelum maupun sehabis terjun eksklusif secara individual di masyarakat.
ü Fungsi keluarga secara umum
1. pengatur seksual
2. reproduksi
3. pemeliharaan
4. sosialisasi
E. Masyarakat
Dalam Bahasa Inggris Disebut Juga Society,Asal Katanya Socius Yang Berarti Kawan.Adapun Kata Masyarakat Berasal Dari Bahasa Arab Yaitu Syirk Artinya Bergaul, Masayarakat Adalah Suatu Kelompok Manusia Yang Telah Emiliki Tatanan Kehidupan ,Norma-Norma Adat Istiadat Yang Sama-Sama Di Taati Dalam Lingkunganya.
Dalam perkembangan dan pertumbuhan suatu masyarakat, sanggup di golongkan menjadi :
1. Masyarakat Sederhana. Di dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) rujukan pembagian kerja cenderung dibedakan berdasarkan jenis kelamin.
2. Masyarakat Maju (Modern). Di dalam lingkungan masyarakat maju (modern) rujukan pembagian kerja cenderung berdasarkan Syarat masyarakat :
a. Ada kumpulan insan dan bukan kebutuhan. binatang,
b. Harus berkumpul dalam waktu lama,
c. Ada aturan yang mengikat,
d. Ada tujuan yang ingin dicapai,
Dalam lingkungan masyarakat maju,masyarakat maju mempunyai aneka ragam kelompok sosial atau lebih dikenal dengan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan berdsarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan di capai. D.HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUAGA, DAN MASYARAKAT makhluk yang tidak sanggup dibagi-bagi, tidak sanggup dipisahkan antara jiwa dan raganya yang disebut manusia. Terlepas daripada itu keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia. Sedangkan masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu, yang telah cukup usang hidup dan bekerja sama dalam waktu lama. Sehingga hubungan antara individu, keluarga, dan masyarakat saling berkaitan satu dengan yang lain.
1. Hubungan Individu Dengan Keluarga
Individu mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan keluarga yaitu ayah,ibu,kakak,adik,nenek dan kakek.hubungan ini sanggup dilandasi dengan nilai moral dan aturan yang menempel pada keluarga ,dengan adanya keluarga jadi indipidu mempunyai hak dan kewajiban dalam keluarga.
2. Hubungan Individu Dengan Masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat terleta pada perilaku saling menunjang hak dan kewajiban,sebagaimana manusi sebagai makhluk sosial.seharusnya individu tidak sanggup di pisakan engan masyarakat lantaran individu tidak sanggup menjalankan kewjibanya dan tidak sanggup mendapatkan haknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seharsuatu proses pemikiran dan analisis yang rasional, sistimatik, logik dan konsisten. Hasilnya dari ilmu pengetahuan sanggup dibuktikan dengan percobaan yang transparan dan objektif. Ilmu pengetahuan mempunyai spektrum analisis amat luas, misalnya pada ilmu-ilmu: fisika, kimia, kedokteran, pertanian, rekayasa, bioteknologi, dan sebagainya.” “ Ilmu pengetahuan” lazim digunakan dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri.
B. Saran
Ketika seseorang mempunyai ilmu budaya dasar ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan, pasti sanggup menciptakan pelihat hasil cipta karyanya menghayati dan melaksanakan hal positif dengan hasil cipta karya yang di buat. untuk itu bagi seseorang yang telah bisa melaksanakan hal tersebut yaitu menciptakan suatu cipta karya yang sanggup di hayati oleh orang lain dan menciptakan perubahan bagi pelihat hasil cipta karya saya hanya memberi masukan sedikit, tuangkanlah hal-hal yang positif biar suatu ketika ada pelihat hasil cipta karya sanggup menirukan hal yang positif yang mempunyai nilai ke indahan, dan jangan buat cipta karya yang negatif yang sanggup merusak pemikiran insan dan menciptakan insan melaksanakan hal -hal yang positif.
DAFTAR PUSTAKA
Elly M. Setiadi, Kama Abdul, Ridwan Efendi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Edisi Ketiga Hlm 226.
Elman Johari, M.HI, Hamdan Efendi, M.Pd.I, Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar.