Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Singkat Umar Bin Khattab


KISAH HEROIC UMAR BIN KHATTAB MENENTANG BELASAN KAFIR QURAISY


          Aku dikenal sebagai seorang cowok yang gagah perkasa, tegap dan pemberani. Tidak ada yang berani menentangku di mekkah kecuali satu umat yang sangat saya benci yaitu umat Islam. Sakin bencinya saya kepada umat itu dari kejahuan pun saya sudah tercium baunya dan penglihatan ku seperti menyerupai mata elang yang dari kejauhan melihat para pemecah belah bangsa arab. Pemimpin mereka muhammad yang sangat ingin saya bunuh karna dialah awal yang mengakibatkan masyarakat di mekkah menjadi terpecah belah.
              Suatu ketika saya mendengar adik kandungku fatima yang mana selama ini tidak pernah menentangku telah murtad dan masuk ke agama Islam. Seketika muka ku berubah merah dan kepala ku seakan tinggal menunggu waktunya untuk diledakkan di tahun baru. Aku tidak dapat lagi mentolerannya, saya eksklusif munuju ketempat umat Islam berkumpul di darur arkam. Dengan jubah perang dan pedang yang selama ini selalu menemaniku berburu dan tidak pernah gagal sudah terpasang dan siap untuk menemani memulai pembasmiaan hama besar-besaran.
            Tibanya disana saya sudah disambut oleh umat Islam yang mana sudah siap siaga menyerupai siaga seorang calon ayah yang menunngu kelahiran bayinya.
            “Wahai umat Islam serahkanlah muhammad atau saya akan meretakkan ginjal kalian semua yang berani menghalani jalanku.” Tekanku dengan lantangnya
            “Kami tidak akan membiarkan kamu wahai umar untuk bertemu derngan rasullah SAW mau apapun yang akan terjadi kepada kami.” Jawab mereka
Aku terheran kepada mereka apa keistimewaan muhammad hingga mereka rela melaksanakan apapun demi melindungi nya walaupun keselamatan nyawa mereka terancam. Tiba-tiba sosok penerang dari dunia kegelapan keluar dari kerumunan umat Islam dan eksklusif memegang pundakku sambil berkata.
            “Hai Ibnu khattab belum tibakah saatnya kamu tunduk kepada allah dan rasullnya.” Aku  terdiam seketika
ketiga kalinya saya diguncang membuatku terjatuh berlutut dihadapannya dan eksklusif mengucapkan 2 kalimat syahadat “asyhadu anlaa ilaha ilallah Wa asyhadu anna Muahammadan rasulullah” seketika satu darur bertakbir “allahuakbar”.
            “ Wahai rasullah ajarkan saya lebih jauh wacana Islam.” Tanyaku kepadanya
Rasullah SAW mengajarkan tauhid, menyembah berhala itu dilarang, yang punya kabbah itu ialah allah, dan lainnya. Yang membuatku bertanya lagi kepadanya
            “Wahai rasullah apabila yang kamu katakan semua itu benar, maka yang dilakukan quraisy itu ialah salah.”
            “Iya.” Jawab rasullah
            “Ayo kita perangi mereka wahai  rasullah.” Ajakanku kepadanya
            “Belum ada perintah wahai umar, jangan dulu.” Katanya kepadaku
Aku yang sudah mantap dengan fatwa Islam dan apa yang dilakukan quraisy itu ialah salah, mendatangi mereka di kabbah dan mengucapkan “asyhadu anlaa ilaha ilallah Wa asyhadu anna Muhammadan rasulullah.” Kaum quraisy yang menganggapku berkhianat mengeroyokku hingga berhenti pada ketika saya ingin membutakan pemimpin mereka.
            Besok harinya lagi saya mendantangi mereka dan mengucapkan dua kalimat syahadat berantem lagi dari pagi hingga magrib, simpulan ketika saya menangkap kepala suku mereka dan akan mengakibatkan si buta dari gua hantu selanjutnya apabila tidak menyruruh mereka  untuk bubar. Terus berlanjut hingga hari ke-empat tidak ada yang berani lagi melawanku dan menentangku dalam membuatkan iman wacana Islam.