Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Ilmu Pengetahuan Alam


MAKALAH ILMU PENGETAHUAN ALAM "MAKHLUK HIDUP"

BAB I

PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Makhluk hidup di dunia ini sangatlah bermacam-macam jenisnya, baik itu tumbuhan maupun hewan. Di lingkungan sekitar, kita sanggup menemui banyak sekali jenis makluk hidup, mirip banyak sekali jenis binatang contohnya ayam, semut, sapi, dan sebagainya, banyak sekali jenis tumbuhan contohnya jeruk, mangga, pisang, dan tumbuhan lainnya yang ada disekitar kita. Masing-masing makhluk hidup mempunyai ciri tersendiri sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup yang disebut dengan keanekaragaman hayati.
Dari banyak sekali makhluk hidup yang banyak jenisnya, para peneliti mengklasifikan makhluk hidup ini. Adanya pembagian terstruktur mengenai makhluk hidup ini dikarenakan adanya persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi, anantomi, dan tingkah laku. Kegiatan pengklasifikasian makhluk hidup dilakukan bertujuan untuk mempermudah insan dalam mengenal banyak sekali jenis binatang dan tumbuhan, juga mempermudah untuk memperlihatkan penamaan terhadap suatu individu. Keanekaragam mencakup variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup. Salah satu penyebab terjadinya keanekaragaman makhluk hidup yaitu oleh adanya prosedur evolusi.
2.      Rumusan Masalah
a.       Pengertian makhluk hidup?
b.      Apa penyebab keanekaragaman makhluk hidup?
c.       Tingkat Keaanekaragaman Hayati?
d.      Mengetahui manfaat keanekaragaman hayati?
e.       Apa itu pembagian terstruktur mengenai makhluk hidup?
3.      Tujuan
a.       Untuk mengetahui makhluk hidup.
b.      Untuk mengetahui keanekaragaman makhluk hidup.
c.       Untuk mengetahui tingkat keaanekaragaman hayati.
d.      Untuk mengetahui manfaat keanekaragaman hayati.
e.       Untuk mengetahui pembagian terstruktur mengenai makhluk hidup

BAB II
PEMBAHASAN
      A.    Makhluk Hidup
Makhluk hidup adalah suatu organisme yang sanggup mempertahankan dirinya dari banyak sekali perubahan lingkungan dan sanggup berkembangbiak untuk melestarikan jenisnya. Dalam dunia biologi yang termasuk ke dalam golongan makhluk hidup yakni mikroorganisme mirip bakteri, tumbuhan, hewan, dan manusia.[1]
Berikut yakni pengertian makhluk hidup berdasarkan para ahli:
1.      Helena Curtis
Pengertian Makhluk Hidup berdasarkan Helena Curtis (1975) yakni sesuatu yang bisa memanfaatkan energi dari lingkungannya dan merubahnya dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain, sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bisa merespon bila ada rangsangan, bersifat homeostatis, kompleks dan terorganisir dengan baik, sanggup bereproduksi atau berkembang biak serta sanggup tumbuh dan berkembang.
2.      Kimball
Pengertian makhluk hidup berdasarkan Kimball (1983) yakni sesuatu yang mempunyai lima cirri, yaitu sanggup berevolusi, responsif, sanggup bereproduksi, sanggup melaksanakan metabolism, dan bersifat rumit.
3.      Dwijoseputro
             Pengertian makhluk hidup berdasarkan Dwijoseputro (1998) yakni adalah sesuatu yang sanggup melaksanakan metabolisme, sanggup melaksanakan gerak, sanggup tumbuh, sanggup bereproduksi, dan responsif.
Menurut New Mexico Tech, semua makhluk hidup menampilkan tujuh karakteristik kehidupan, yaitu terdiri dari sel-sel, secara kompleks terorganisir, mengambil energi dan menggunakannya tidak hanya untuk merespon lingkungan, tetapi juga untuk tumbuh dan mempertahankan dirinya, mempunyai kemampuan untuk mereproduksi, dan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Adapun ciri-ciri makhluk hidup, antara lain sebagai berikut :
1         Memerlukan Makanan
Setiap makhluk hidup tentu membutuhkan kuliner untuk bertahan hidup. Tapa kuliner dan minuman kita tidak bisa bertahan hidup. Sumber energi yang ada di dalam badan kita yakni makanan. Ibaratnya yakni sepeda motor tanpa bensin tentu tidak bisa jalan.
            Bernafas
Makhluk hidup mirip bakteri, tumbuhan, manusia, dan binatang bernafas sesuai dengan alat pernafasannya masing-masing. Misalnya, insan bernafas dengan paru-paru, dan ikan bernafa dengan insang.
3          Bergerak
Bergerak terbagi enjadi dua, yaitu bergerak aktif dan bergerak pasif. Untuk bergerak aktif, contohnya yakni insan berjalan, tangan naik turun, dan sebagainya. Sedangkan gerak pasif, ini terjadi pada tumbuhan.
4          Tumbuh
Kita sendiri dilahirkan oleh ibu kita dari bayi, lalu tumbuh menjadi balita, tumbuh menjadi anak-anak, remaja, dan dewasa. Begitu pula denga makhluk hidup lain.
             Berkembang Biak
Salah satu tujuan makhluk hidup berkembang biak yakni untuk mempertahankan jenis atau keluarganya.
6          Peka terhadap Rangsangan
Makhluk hidup mirip tumbuhan akan tumbuh menanggapi rangsang cahaya matahari, jadi tumbuhnya yakni kearah matahari. Contoh lainnya misal tangan kita yang mencicipi panas kalau didekatkan dengan api.

             Mampu Beradaptasi
Sebagai pola kita pada waktu pergi kedaerah pegunungan yang masbodoh maka badan kita banyak memproduksi hemoglobin. Oleh lantaran itu, pipi kita akan terlihat kemerah-merahan.
           Mengeluarkan Zat Sisa
Sebagaimana makhhluk hidup memerlukan makanan, ada input niscaya ada output. Jika ada yang dimasukan, niscaya ada yang dikeluarkan.[2]

    B.     Keanekaragaman Makhluk Hidup
Keanekaragaman makhluk hidup dikenal juga dengan keanekaragaman hayati (Biodiversitas) yang sanggup diartikan sebagai perbedaan yang terdapat pada makhluk hidup sesuai dengan spesies, jenis ataupun ekosistemnya. Keanekaragaman tersebut sanggup terjadi dikarenakan oleh adanya perbedaan ciri-ciri dari masing-masing makhluk hidup tersebut mirip sifat, warna, ukuran, bentuk, habitat, dan sebagainya.
Keanekaragaman diantara makhluk hidup tersebut bisa terjadi dikarenakan adanya proses penyesuaian maupun evolusi. Adaptasi merupakan sebuah proses penyesuaian diri yang dilakukan oleh makhluk hidup terhadap lingkungan di mana ia tinggal biar bisa bertahan hidup. Contoh dari penyesuaian yakni kelinci yang hidup di kawasan gurun mempunyai indera pendengaran yang besar sebagai hasil dari proses penyesuaian untuk melindungi diri dari suhu yang panas. Sedangkan evolusi yakni sebuah proses perubahan pada suatu spesies yang berlangsung secara sedikit demi sedikit dan dalam jangka waktu yang usang sampai menghasilkan spesies gres yang berbeda dengan asalnya. Contoh dari evolusi yakni gajah. Gajah merupakan evolusi dari binatang purbakala berjulukan Mamoth.
    C.    Penyebab Terjadinya Keanekaragaman Makhluk Hidup
Faktor yang mempengaruhi terjadinya keanekaragaman hayati ada dua macam, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik merupakan penurunan sifat dari induk kepada anaknya. oleh karenanya, faktor genetik amat ditentukan oleh gen. Sementara faktor lingkungan yakni faktor yang muncul dari lingkungan fisik, kimia, dan abiotik mirip suhu, cahaya, makanan, mineral, air, dan sebagainya.
1.      Perkawinan Silang
Perkawinan termasuk ke dalam faktor genetik lantaran dengan adanya perkawinan antar individu, maka akan dihasilkan individu gres yang mempunyai sifat berbeda. Begitu juga dengan persilangan yang biasanya terjadi pada tumbuhan. dengan melaksanakan persilangan sanggup dihasilkan tumbuhan gres yang mempunyai sifat-sifat unggul. dengan bemunculannya spesies atau varietas gres tersebut, maka terciptalah keanekaragaman makhluk hidup.
2.      Keadaan Lingkungan
Selain faktor genetik, lingkungan juga memgang peranan yang penting dalam mempengaruhi keanekaragaman hayati. Contohnya, di kawasan yang lebih subur biasanya akan terdapat lebih banyak jenis makhluk hidup bila dibandingkan dengan kawasan yang gersang. Itu menerangkan bahwa faktor kesuburan tanah besar lengan berkuasa terhadap keanekaragaman makhluk hidup di suatu daerah.
      D.    Tingkat Keanekaragaman Hayati
Berdasarkan tingkatan atau hierarki keanekaragaman hayati, para pakar membedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat gen, spesies, dan ekosistem, yakni :
1.      Keanekaragaman Gen
Gen atau plasma nutfah yakni subtansi kimia yang memilih sifat keturunan yang berada dalam kromosom. Setiap individu mempunyai kromosom pembawa sifat menurun (gen) dan dalam inti sel. Perbedaan jumlah dan susunan factor menurun tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen. Makhluk hidup satu spesies (satu jenis) sanggup mempunyai sifat, bentuk atau ukuran yang berbeda. Semua perbedaan yang terdapat dalam satu spesies disebabkan adanya perbedaan gen. Jadi, keanekaragaman gen yakni segala perbedaan yang dijumpai pada makhluk hidup dalam satu spesies.
2.      Keanekaragaman jenis
Spesies atau jenis yakni individu yang mempunyai persamaan secara morfologi, anatomis, fisiologis, dan bisa saling kawin dengan sesamanya (interhibridisasi) dan bisa menghasilkan keturunan yang fertile (subur) guna melanjutkan generasinya.
Keanekaragaman jenis yakni segala perbedaan yang ada pada makhluk hidup antarjenis atau antarspesies. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu keluarga lebih mencolok, sehingga lebih muda diamati dari pada perbedaan antara individu dalam satu spesies (keanekaragaman gen).
Keanekaragaman ini tejadi pada makhluk hidup yang berada dalam satu family namun berbeda spesies. Contohnya yakni family kucing (Felidae) yait harimau, kucing, singa, macan, leopard, dsb. Meskipun masih tergabung dalam satu family, mereka mempunyai ciri dan sifat yang berbeda-beda.
3.      Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem yakni hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dan makluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dan lingkungannya. Suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi juga dihuni oleh jenis makhluk hidup lain. Dengan demikian, pada lingkungan tersebut akan dihuni banyak sekali makhluk hidup yang berlainan jenis yang hidup berdampingan.
Keanekaragaman ekosistem terbentuk lantaran keanekaragaman gen dan keanekaragaman spesies. Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem contohnya pohon kelapa banyak tumbuhan di kawasan pantai, pohon aren tumbuhan dipegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang tumbuh baik di kawasan dataran rendah.
    E.     Manfaat keanekaragaman Hayati
1.      Nilai Ekologi
Ekosistem yang sehat sanggup lebih bertahan dan pulih dari banyak sekali bencana. Dengan mempelajari keanekaragaman hayati dibutuhkan bisa menjaga kebersihan air dan udara sehingga kehidupan di bumi sanggup terus berlangsung.
2.      Nilai Ekonomi
1.      Keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan di Indonesia. Sumber pangan di Indonesia mirip padi, jagung, ubi jalar, singkong, talas dan sagu sebagai kuliner pokok di beberapa daerah.
2.      Keanekaragaman hayati sebagai sumber sandang dan papan. masyarakat pengrajin batik memakai tidak kurang dari 20 jenis tumbuhan untuk perawatan batik tulis termasuk buah lerak yang berfungsi sebagai sabun.
3.       Sumber daya hayati sebagai sumber obat dan kosmetik.
4.      Aspek Kultural Sumber daya hayati di Indonesia.
5.      Menyediakan pelajaran bagi para ilmuwan dalam rekayasa

     F.     Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi yakni cara para ilmuwan untuk mengelompokkan makhluk hidup. Dasar untuk mengelompokkan makhluk hidup yakni dengan melihat dari persamaan dan perbedaan ciri-ciri dan sifat makhluk hidup, yang mencakup ciri morfologis, anatomis, biokimia, dan reproduksinya. Pengelompokan makhluk hidup yang sudah memakai hukum tertentu disebut sistematika.
Adapun tujuan Klasifikasi makhluk hidup adalah:
1.      Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki.
2.      Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis lain.
3.      Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup.
4.      Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum mempunyai nama.
Selain mempunyai tujuan, pembagian terstruktur mengenai mempunyai manfaat bagi manusia, antara lain:
1.      Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
2.      Klasifikasi menciptakan kita mengetahui hubungan kekerabatan antar jenis makhluk hidup.
3.      Klasifikasi memudahkan komunikasi Para jago biologi masih memakai buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk pembagian terstruktur mengenai ilmiah.  
        G.    Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Dalam pembagian terstruktur mengenai makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan beranekaragam dipilah dan dikelompokkan. Kelompok-kelompok tersebut disebut dengan takson. Jadi, takson merupakan tingkatan dalam klasifikasi. Contoh tingkatan takson dalam pembagian terstruktur mengenai tumbuhan dan binatang antara lain :
Kingdom Plantae Kingdom Animalia
1.      Divisi (division) Filum (fhylum)
2.      Kelas (classis) Kelas
3.      Bangsa (ordo) Ordo
4.      Suku (familia) Familia
5.      Marga (genus) Genus
6.      Jenis (spesies) Spesies
Sebagai pola kucing hutan dan kucing rumah mempunyai ordo yang sama, yaitu karnivora. Seluruh karnivora mempunyai kesamaan struktur dan fungsi gigi. Dua binatang tersebut mempunyai kelas yang sama, yaitu mamalia. Mamalia mempunyai rambut epilog badan dan menyusui anaknya.Fillum chordata yakni tingkat takson yang lebih besar dimana kedua kucing tersebut masuk di dalamnya bersama dengan binatang lain yang mempunyai tulang belakang. Tingkat takson yang paling tinggi yakni kingdom Animalia, yang mencangkup semua jenis Hewan.
Klasifikasi Berdasarkan Struktur, Klasifikasi ini berdasarkan pada kerangka molekuler dari senyawa yang bersangkutan. Menurut sistem ini, ada 4 kelas yaitu:
1.      Senyawa alifatik rantai terbuka atau lemak dan minyak.
Contoh: asam-asam lemak, gula, dan asam-asam amino pada umumnya
2.      Senyawa alisiklik atau sikloalifatik.
Contoh: terpenoida, steroida, dan beberapa alkaloida
3.      Senyawa aromatik atau benzenoid.
Contohnya: golongan fenolat dan golongan kuinon
4.      Senyawa heterosiklik.
Contoh: alkaloida, flavonoida, golongan basa asam inti.
       Karena pembagian terstruktur mengenai ini hanyalah superfisial, maka tidak mengherankan kalau suatu senyawa organik materi alam tertentu sanggup dimasukkan kedua kelas berlainan. Contohnya: geraniol, farsenol, dan skualen, termasuk kelas senyawa alifatik rantai terbuka, timol termasuk senyawa aromatik. Namun, keempat senyawa tersebut merupakan anggota dari kelas terpenoida dan steroida. Adapun Klasifikasi Berdasarkan Sifat Biokimia dan Persebarannya, diantaranya :
1.      Sistem Dua Kingdom, Sistem dua kingdom pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles (Yunani). Dalam sistem ini makhluk hidup dibagi menjadi kingdom Plantae dan Animalia. Kingdom Plantae (kerajaan tumbuhan), mencakup banyak sekali makhluk hidup yang mempunyai ciri berdinding sel dan berklorofil.Yang termasuk ke dalam kingdom ini yakni bakteri, jamur, ganggang, paku, dan tumbuhan berbiji. Kingdom Animalia (kerajaan hewan), mencakup banyak sekali makhluk hidup yang mempunyai ciri tidak berdinding sel dan idak mempunyai klorofil. Yang termasuk ke dalam kingdom ini yakni Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.
2.      Sistem Tiga Kingdom, Klasifikasi tiga kingdom membagi makhluk hidup menjadi Kingdom Monera, Plantae, dan Animalia. Kingdom Monera, yaitu kelompok makhluk hidup yang mempunyai ciri tersusun dari satu atau banyak sel dan belum mempunyai membran inti. Yang termasuk ke dalam kingdom ini yakni kuman dan ganggang hijau-biru.Kingdom Plantae, yakni kelompok tumbuhan yang meliputib jamur, lumut, paku, dan tumbuhan biji. Kingdom Animalia, yakni kelompok binatang yang terdiri dari Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata. Namun demikian ada juga yang membuatkan pembagian terstruktur mengenai tiga kingdom yang berbeda. Misalnya Haeckel pada tahun 1866 mengusulkan makhluk hidup dikelompokkan menjadi tiga kingdom yaitu Protista, Plantae, dan Animalia. Kingdom Protista yakni kelompok makhluk hidup yang tersusun atas satu atau banyak sel, mempunyai membran inti, dan mempunyai organel. Yang termasuk ke dalam kingdom ini yakni Protozoa, ganggang, dan jamur. Sehingga Kingdom Plantae hanya terdiri dari lumut dan tumbuhan berpembuluh.
3.      Sistem Empat Kingdom, Sistem empat kingdom terdiri dari Kingdom Monera, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom Monera terdiri dari kuman dan ganggang hijau-biru. Kingdom Fungi dipisahkan dari Plantae lantaran tidak mempunyai klorofil walaupun sama-sama mempunyai dinding sel. Sedangkan Kingdom Animalia mencakup banyak sekali binatang mirip dalam sistem tiga kingdom.
4.      Sistem Lima Kingdom Pencetus pembagian terstruktur mengenai sistem lima kingdom yakni Robert H. Whittaker, spesialis biologi Amerika Serikat pada tahun 1969. Dalam pembagian terstruktur mengenai ini Whittaker mengelompokkan makhluk hidup dalam Kingdom Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom gres yang ditambahkan, yaitu Protista mencakup banyak sekali jenis makhluk hidup uniseluler maupun multiseluler yang ibarat jamur, tumbuhan, dan binatang namun tidak sanggup dikelompokkan ke dalam Kingdom Fungi, Plantae, dan Animalia.[3]
BAB III
PENUTUP
        1.      Kesimpulan
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragam makhluk hidup disebut dengan keanekaragaman hayati.Makhluk hidup adalah suatu organisme yang sanggup mempertahankan dirinya dari banyak sekali perubahan lingkungan dan sanggup berkembangbiak untuk melestarikan jenisnya.  
Makhluk hidup merupakan suatu subtansi zat yang sanggup menjadi proses kehidupan. Makhluk hidup mempunyai ciri-ciri seperti: bergerak, melaksanakan metabolisme, mempertahankan jenisnya/hidupnya, tanggap terhadap rangsang, memerlukan makanan, bernafas, tumbuh, berkembang biak, peka terhadap rangsangan, bisa beradaptasi, dan mengeluarkan zat sisa. Adapun faktor yang mempengaruhi persebaran organisme/makhluk hidup yaitu lingkungan, sejarah geologi, dan penghambat fisik.

       2.      Saran
Penulis berharap biar makalah ini bisa menambah wawasan bagi pembacanya wacana keanekaragam makhluk hidup dan pesebarannya. Harapan yang paling utama yaitu bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan tumbuhan dan binatang yang ada di bumi ini, terlebih yang ada di sekitar lingkungan kita, dengan begitu keanekaragam makhluk hidup akan terjaga pelestariannya.


[1] Kuswadi, IPA Biologi, Erlangga, (Jakarta: 2013), hlm 59
[2] Zulfian, Ilmu Pengetahuan Alam, Direktorat Jendral Pendidikan Islam, (Jakarta:2009), hlm 241
[3] Wahyono Budi, Ilmu Pengetahuan Alam 4, Pusat Depatemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: 2008) hlm 77-96