Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Latar Belakang Bahasa Indonesia “Fenomena Inkar Sunah Di Kalangan Masyarakat’’


Fenomena Inkar Sunah di Kalangan Masyarakat Arab

Latar Belakang
[1]Islam yakni sistem nilai dan pedoman illahiyah yang bersifat transendental. Sebagai suatu sistem universal, islam akan selalu hadir dinamis dan menyegarkan serta akan selalu bisa menjawab aneka macam tantangan zaman. Hal ini didasarkan pada sumber pedoman Islam yang kokoh yaitu Alquran, Hadits, dan Ijtihad.
Alquran yakni firman Allah SWT yang di dalamnya terkandung pedoman pokok untuk keperluan seluruh aspek kehidupan. Sunnah yakni segala sesuatu yang di idhafahkan kepada Muhammad Saw yang berisi petunjuk  (pedoman) untuk kemaslahatan hidup umat manusia. 
Karena keberadaannya sebagai sumber pedoman Islam. Al quran dan Sunnah telah menjadi fokus perhatian umat Islam semenjak zaman nabi sendiri hingga sekarang. Namun berbeda dengan Alquran, perkembangan sunnah tidak semulus Al quran.  Berbagai keraguan bahkan penolakan muncul seiring pertumbuhan studi terhadap Sunnah itu sendiri. Keraguan  tersebut  lebih  memuncak  ketika  munculnya  golongan yang mengingkari Sunnah (inkar ssunnah). Kelompok ini  mempunyai argumentasi sendiri atas perilaku mereka itu.
[2]Para ulama setuju bahwa hadis atau sunah menduduki posisi yang sangat penting dalam syariat islam. Sunah merupakan sumber aturan kedua, sehabis alquran. Sebagaimana telah di jelaskan bahwa sunah berfungsi sebagai mubayyin (penjelas) terhadap Al-qur’an atau bahkan pada batas-batas tertentu sanggup bangun sendiri sebagai hujjah untuk menambah aturan yang belum di jelaskan oleh Al-qur’an. Kehujjahan sunah ini didasarkan pada sejumlah argumentasi,baik menurut dalil-dalil naqli (Al-qur’an dan hadits ) ataupun menurut logika sehat.
Kendati para ulama telah bersepakat mengakibatkan sunah sebagai hujjah dalam islam, tetapi masih ditemukan sebagian kelompok  kaum muslimin yang menolak atau menentang  terhadap  sunah. Kelompok ini di kenal dengan ingkar sunah.
[3]Tidak diketahui dengan niscaya kapan ingkar sunah muncul kepermukaan. Hanya saja indikasi ke arah itu sudah terlihat pada masa sahabat,yaitu saat Imron bin Husain sedang mengejar hadis kemudian ada seorang yang menyela untuk tidak perlu mengajarkannya, tetapi cukup dengan mengajarkan Al-quran saja. Menanggapi pernyataan tersebut, Imran menjelaskan bahwa umat islam tidak bisa membicarakan ibadah dengan segala syarat-syaratnya kecuali dengan klarifikasi Rasulullah. Alasan inilah yang menciptakan sebagian orang beropini bahwa ingkar sunah muncul pada masa sahabat. Ada sebuah pepatah usang yang populer di negeri kita "Bukan satu jalan menuju Roma". Yang maksudnya bukan satu jalan untuk mencapai  tujuan. Segala macam cara bisa ditempuh.
Indikasi lain kemunculan ingkar sunah selanjutnya muncul di penghujung kurun kedua hijriyah dalam bentuk kelompok, mereka sudah menyebarkan dan mempunyai seperangkat argumentasi untuk memperkuat pendapat mereka, yakni menolak otoritas sunah sebagai hujjah atau sumber pedoman islam yang wajib diamalkan dan dipatuhi. Gerakan ingkar sunah yang muncul pada periode ini sering disebut sebagai gerakan ingkar sunah pada masa klasik.
Gerakan ingkar sunah pada masa ini merupakan gerakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang menolak  keberadaan hadis, baik hadis minggu maupun hadis mutawatir. Di samping itu juga terdapat golongan yang hanya menolak hadis ahad. Munculnya fenomena ingkar sunnah ini tentu saja merupakan hal yang menarik untuk di amati,mengingat pada masa ini sunnah sudah menerima perhatian serius daripada ulama, juga para khalifah yang menjabat saat itu terutama pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Di sisi lain, tantangan serius dan hebat berupa usaha-usaha pemalsuan hadis yang menjadi ujian terhadap pemeliharaan hadis-hadis nabi pada masa ini juga dirasakan. Pemalsuan hadis yang dimaksud antara lain dilakukan oleh sekelompok orang untuk kepentingan politik golongan, pendongeng (tukang-tukang cerita) yang ingin menarik perhatian banyak orang, serta kaun zindiq yang ingin merusak gambaran dan meruntuhkan agama islam.
Sejarah perkembangan ingkar sunnah hanya terjadi pada dua masa yaitu masa klasik dan masa modern. Sedangkan pada masa pertengahan Ingkar Sunnah tidak muncul kembali, kecuali Barat mulai meluasakan kolonialismenya ke negara-negara Islam dengan menaburkan fitnah dan mencoreng gambaran agama Islam.

[4]Ingkar Sunnah klasik terjadi pada masa Imam Asy-Syafi’i (204 H.) yang menolak kehujjahan sunnah dan menolak sunnah sebagai sumber aturan Islam baik mutawatir atau ahad. Imam Syafi’i yang dikenal sebagai Nashir As-Sunnah (pembela Sunnah) pernah didatangi oleh orang yang disebut sebagai mahir perihal madzhab teman-temannya yang menolak seluruh sunnah, baik mutawâtir atau ahad. Ia tiba untuk berdiskusi dan berdebat dengan Asy-Syafi’i secara panjang lebar dengan aneka macam argumentasi yang ia ajukan.Namun semua argumentasi yang dikemukakan orang tersebut sanggup ditangkis oleh Asy-Syafi’i dengan jawaban yang argumentatif, ilmiah, dan rasional sehingga kesannya ia mengakui dan mendapatkan sunnah Nabi Muhammad.
Ingkar Sunnah modern muncul di Mesir pada kurun 20 M. Penyebab utamanya yakni jawaban imbas kolonialisme yang semakin dahsyat semenjak awal kurun 19 M di dunia Islam, terutama di India sehabis terjadi pemberontakan melawan colonial Inggris 1857 M. Berbagai usaha-usaha yang dilakukan kolonial untuk pendangkalan ilmu agama dan umum, penyimpangan aqidah melalui pimpinan-pimpinan umat Islam dan tergiutnya mereka terhadap teori-teori Barat untuk menawarkan interpretasi hakekat Islam.
            Dengan meneliti lebih lanjut substansi penolakan mereka terhadap sunah,kelompok pertama dan kedua intinya sanggup disatukan sebab pada hakikatnya pandangan keduanya sama,yakni tidak mengakibatkan hadis sebagai hujjah, melainkan nash atau ayat-ayat al-qur’an.



[1] Suparta,Munzier,Ilmu Hadis,Jakarta:PT. Raja Grafindo,2006
[2] Supian,Aan,Ulumul Hadis,Bogor:IPB Press,2014

[3] Suparta,Munzier,Ilmu Hadis,Jakarta:PT. Raja Grafindo,2006

[4] Agus dkk.ulumul hadis.2009.bandung.PT:pustaka setia.2008