Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bincang Asyik Bareng Blogger Buku Ipeh Alena



Sekitar 20-an tahun sekian, lahirlah seorang bayi wanita yang manis rupawan. Saya percaya demikian. Tahun demi tahun berlalu, bayi itu tumbuh menjadi gadis jelita. Indah Purnama Sari namanya alias Ipeh Alena. Gadis berkacamata yang lahir di Bekasi, tinggal di Bekasi dan menjadi Blogger Bekasi ini kini menikmati profesi freelancenya. Blognya ipehalena.com mengunggah banyak sekali macam artikel. Mulai dari review film hingga aplikasi, ada fiksi juga puisi. Dari kabar komunitas hingga pengalaman pribadi.
Tertangkap oleh mata saya, semenjak 2013 Ipeh telah mengarsipkan tulisannya.

Blognya yang lain bacaanipeh.blogspot.com merupakan blog buku, daerah dimana Ipeh mengulas buku-buku yang ia baca. Dari sini, saya berkeinginan untuk lebih banyak berbincang-bincang dengan blogger buku kali ini. Mari simak, obrolan kami:

Simak juga blogger buku lainnya di: Ngobrolin Sandrine Tungka Bareng dr. Seuss

  • Tentang Niche
Saya : Hai Ipeh, ngobrol-ngobrol yuk. Ipeh kan seorang freelance? Mungkin bisa diceritakan freelancenya apa?

Ipeh : Hai juga. Saat ini saya kerja di rumah. Fokusnya ketika ini jadi admin (yang dibayar), menulis (yang dibayar) dan kadang kala bantu project bareng teman-teman.

Saya : Wah asyik dong. Ipeh ini sibuk menjadi admin di Klub Buku Indonesia, dan juga bab dalam tim Social Media Klub Buku Bekasi. Selain mempunyai blog ipehalena.com, Ipeh juga seorang blogger buku ya? di bacaanipeh.blogspot.com. Sejak kapan mempunyai blog buku, yang khusus membahas buku saja?

Ipeh: Sebenarnya jadi blogger buku itu baru. Sekitar tahun 2014. Awalnya masih share ulasan di grup komunitas aja. Di klubbuku. Tiap baca eksklusif diulas di grup.

Saya : Lalu mengapa tetapkan menjadi blogger buku?

Ipeh : Kenapa milih Blogger Buku, alasannya ialah antusias saya itu baca buku. Hehe...

Saya : Wah, bener juga ya. Kalau beauty blogger berarti antusiasnya di dunia kecantikan, jika blogger family, mengulas kehidupan keluarga. Kalau blogger gado-gado? Berarti antusias menjadi penerbit majalah, hehehe.


  • Tentang Genre
Saya : Oke deh, pertanyaan selanjutnya. Sebagai orang yang gemar membaca, Ipeh niscaya punya genre favorit tentunya. Apa saja genre itu?

Ipeh : Untuk genre favorit ada buku-buku misteri, thriller, fantasy.

Saya : Hmm, itu jenis buku yang butuh nyawa sembilan buat baca ya kayaknya. Lalu buku favoritnya apa?

Ipeh : Kalau secara khusus buku yang disuka banyak sih. Buku favorti dalam negeri itu buku-buku karya Fuad Hassan sama buku karya Arswendo Atmowiloto. Tapi sangat suka sekali sama Studium Generale karya Fuad Hassan.

Saya : (Karena penasaran, saya coba googling Studium Generale, ternyata yang ada berkaitan dengan kuliah. Kayaknya sih bukan yang dimaksud. Tapi, saya sok ngerti saja bahwa itu jenis buku berat. Berat bahasannya, entah ketebalannya). Ini Fuad Hasan berarti nonfiksi dong ya?

Ipeh : Iya, Fuad Hasan kategori non fiksi. Isinya banyak. Macam-macam. Awal suka itu gara-gara di buku Pentas Kota Raya yang berisi perihal fonofilia dimana Fuad menuliskan perihal kegandrungan insan ketika itu pada telpon. Nah, meski ditulis tahun 90-an tapi ternyata hal ini kan menjadi sesuatu yang lekang sampe sekarang. Juga ada isi perihal Kota Jakarta yang mana penduduknya ketika itu banyak yang 'suka menyendiri' hingga bertegur sapa tidak lagi menjadi tradisi.

Saya : (Duh, bacaannya cerdas juga bu. Saya baca opini di koran bekas bungkus cabai aja pusing-pusing. Pusing, sambungannya mana -_- ) Apa sih standar menyebabkan sebuah buku favorit. Karena keutuhan ceritanya atau alasannya ialah unsur didalamnya?

Ipeh : Buku favorit biasanya alasannya ialah isi di dalemnya sih. Ada yg saya suka banget dari segala macem di buku tersebut. (Maksudnya pemilihan kata, alur, seberapa informatif dan inspiratif)

Saya : Bagaimana dengan buku favorit luar negeri? Pasti ada dong.

Ipeh : Buku favorit luar negeri? Trilogi His Dark Material karya Phillip Pullman. Tapi jika favorit author saya itu Stephen King.

Saya : The Golden Compass, emang cakep tu. (Tahunya The Golden Compass doang)


Simak juga : Mak Mugniar sebagai Mystery Shopper

  • Tentang Mengulas
Saya: "Jadi nggak tahu ya. (Mikir: apa yang salah pertanyaannya ya?)"

Ipeh: “Yang saya tahu ada opini buku, blurb, sama rangkuman buku. Soalnya saya nggak begitu menguasai hal tersebut.”

Saya: "Bisa diterangkan soal opini dan blurb ini dan bedanya dengan sinopsis?"

Ipeh : Opini berarti pendapat pribadi seseorang. Atau goresan pena yang berisi pendapat. Kalau blurb itu dongeng secara garis besar yg mewakili dongeng dalam buku.
Sementara sinopsis itu ringkasan cerita, tapi lebih komplit alasannya ialah ada awal sampe akhir. Kalau blurb lebih ke isi promosi dalam sebuah novel, meski ada juga yang ngasih ringkasan di bab belakang novel.

Saya : “Lebih banyak mana ketika mengulas, fiksi atau non fiksi?”

Ipeh : “Antara fiksi sama non fiksi banyakan fiksi hehe. Karena sebulan saya cuma ngasih jatah ke diri saya buat baca 1 buku fiksi.”

Saya : Satu bulan cuma mengulas satu buku? Tapi, jika baca buku niscaya banyak dong.

Ipeh : Iya ya, sebulan sekali. Soalnya jika nulis ulasan saya sering re-read supaya nggak ada yang ngeganjel. Kalau baca buku, iya, random. Kadang sebulan 3-6 kali. Tergantung, jika yang dibaca komik sehari sekali

Saya : “Seberapa berat sih mengulas buku ini?”

Ipeh : “Beratnya ketika mengulas buku itu, bagaimana supaya bisa ngasih info lengkap terkait buku, tapi tetep nggak memberi spoiler.”

Saya : Wah, kebayang ya hasrat pengen ngasih spoiler itu yummy banget rasanya. Sebagai pembaca niscaya puas banget melempar semua opini. Sayang no-spoiler di antara kita harus tetap ada.

  • As a Movie Reviewer
Selain mengulas buku Ipeh juga seorang movie reviewer alias seseorang yang doyan mengulas film di blognya ipehalena.com. Kita tahu banyak juga film-film yang ceritanya diambil dari buku. Saya jadi tertarik juga bahas ini bareng Ipeh.

Saya : Ipeh bilang suka pengarang Stephen King. Dan kita tahu banyak karyanya diangkat menjadi film. Saya sendiri sering menemukan perbedaan jalan dongeng antara film dan buku. Kadang kesal lihat filmnya kok nggak sesuai dengan bukunya. Kalau dari film Stephen King sendiri pernah nggak nemukan hal semacam itu?

Ipeh : Hehehe, Allhamdulillah selama nonton film yg diangkat dari novel Stephen King (meski belum semua) belum pernah kecewa. Malah tambah penasaran. Kalau film pembiasaan dari karya Stephen King yang saya suka banget sama 1408, di film itu saya kenalan sama lagu The Carpenters yang (mustinya) buat lagu romantis. Ini malah jadi horor.

Saya : Kalau selain Stephen King deh, tapi genrenya yang favorit Ipeh dan pernah bikin sebal?

Ipeh : Kalau buku lain yang benar-benar bikin sebal, film Stardust yg diangkat dari novel karya Neil Gaiman. Rasanya tuh asing banget filmnya. Aktor/aktrisnya kaya datar-datar aja gitu maennya. Padahal mah novelnya saya suka.

Saya : Film favoritnya?

Ipeh : Kalau film thriller/misteri selain karya Stephen King, apa ya. Paling stonehearst asylum, perfume, apa lagi ya...hehe lupa mbak.

Saya : Iya ya, jika yang suka aja niscaya banyak. Ngapain nanya. Eh, Ipeh kok doyannya yang serem bin menegangkan, nggak takut apa? Punya tipsnya?

Ipeh : Hehe, saya kan jika nonton thriller atau horor ada tipsnya. Kalau ada temennya gres berani nonton malam-malam. Kalau sendiri, saya milih nonton pas pagi-pagi hehehe. Gini-gini saya juga penakut, tapi penasaran. Kalau buku, malah ada beberapa buku yang bikin ketakutan juga sih. Kaya haunted book. Padahal mah nggak ada setannya -_- Cuma kejar-kejaran sama penjahat

Saya : Wkwkwkw… alhamdulillah ternyata masih normal.

Ipeh : :D

  • Tentang Idealisme
Saya : Balik ke blog buku nih. Disana ada juga hasil dari buku berbahasa Inggris. Apakah Ipeh mengharuskan membaca buku berbahasa Inggris.

Ipeh : Iya, memang membiasakan baca buku bahasa Inggris. Karena feelnya dapet. Apalagi kalo yang dibaca sastra klasik. Benar-benar kerasa bedanya ketimbang baca buku terjemahannya. Baca buku english version juga tidak mengecewakan menambah perbendaharaan kata juga. Tapi yang benar-benar kerasa itu 'feel' yang disampein sama 'feel' dialognya.

Saya : Wuahh, fantastic ni cewek. Sastra pula yang dibaca. Saya baca sastra Indonesia saja mesti bolak-balik ke KBBI. Selama menjadi blogger buku, laba yang Ipeh dapatkan apa?

Ipeh : Sebenarnya jadi blogger buku itu salah satu idealisme saja. Blog buku saya benar-benar harus sesuai dengan cita-cita saya. Jadi, bisa dibilang sepi pengunjung. Selain sesuai dengan idealisme saya pribadi, laba punya blog khusus buku, saya bisa flashback dengan gampang plus track buku-buku apa saja yang sudah saya baca. Sejauh ini, laba bahan yang saya dapat, yaitu dikasih buku gratis hehe. Tapi, allhamdulillah, buku-buku yang saya sanggup bukan buku sembarangan. Misal: Buku Bakat Bukan Takdir.

Saya : Mantap. Jawaban ini menciptakan saya berpikir, seberapa jauh blog bisa menampung idealisme saya. Atau justru merobohkannya secara perlahan. Pertanyaan saya berlanjut ke post review: Alice – dalam ulasan Ipeh, terdapat bagian kalimatnya sendiri menyerupai ini: "Yang selalu saya sukai dari membaca dongeng-dongeng klasik ialah sisi kekanak-kanakan saya masih bisa saya jaga…." Saya penasaran, sebetulnya ada apa sih dengan menjaga sisi kekanakan? Apakah memaksimalkan imajinasi ada yang keliru?

Ipeh : menjadi orang remaja itu rumit. Banyak yg apa-apa dilogikain. Apa-apa diribetin. Kalau belum dewasa selain imajinasi, cara berpikir mereka cenderung simple. Dan ini yang selalu saya jaga dalam diri saya, supaya nggak ngeribetin hidup wkwkwkwkwk. toh Disney land tercipta alasannya ialah imajinasi belum dewasa pada orang remaja yang masih dijaga.

Saya : Oh, ternyata begitu toh maksudnya. Jujur, saya cenderung sepakat. Maksud saya cenderung, alasannya ialah ketika ini saya di posisi orang dewasa, maka saya pun harus mendapatkan sisi remaja ini, dengan segala keribetan hidup yang (kini) saya hadapi. Tapi, tetap saya pelihara sisi kanak-kanak saya. Saya tetap butuh kok.

Bincang-bincang sama Ipeh ini sebetulnya banyak terputus. Tapi, Ipeh cepat juga menjawabnya. Kemampuannya bermain sos-med berdasarkan saya luar biasa. Anaknya informatif. Memang cocok dijadikan admin. Perbendaharaan katanya sangat banyak.

Karya yang telah ia hasilkan:
1. Bidang kubik-kubik CINTA, Sembilan Mutiara Publishing Trenggalek (2014), ISBN 978-602-1264-06-5
2. Dear Mama, Kontributor cerpen 'Surat Untuk Ibu', @nulisbuku (2012)
3. AKAR HATI SEMESTA, Kontributor Puisi, @nulisbuku (2014)

Menakjubkan ya.

Sungguh sangat menyenangkan akrab dengan Ipeh Alena. Kontak saja ia di :

Blog: ipehalena.com
Blog buku : bacaanipeh.blogspot.com
Facebook : https://www.facebook.com/ipehalenanew
Twitter : http://twitter.com/ipehalena
Instagram : http://www.instagram.com/ipeh.alena

Jangan lupa hadiahi beliau buku :D
Terimakasih tu Ipeh, semoga barokah ya ^^
Salam.